Solo, Sonora.ID – Masjid Raya Sheikh Zayed yang terletak di Gilingan, Kec. Banjarsari, Kota Solo ini menjadi kebanggaan masyarakat Solo.

Banyak wisatawan dari luar kota yang mengunjungi Masjid Raya Sheikh Zayed untuk melihat keindahan arsitektur dan sekedar berwisata.

Hingga kini, masjid yang merupakan hadiah dari UEA kepada Presiden Joko Widodo itu belum dibuka untuk umum.

Akan tetapi, ornament simbol bulan di salah satu kubah Masjid Raya Sheikh Zayed ini patah.

Hal ini terjadi setelah guyuran hujan deras disertai angin kencang melanda Kota Solo selama 3 jam.

Pihak Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Solo hingga kini belum menerima laporan terkait kejadian patahnya oramen bulan sabit di Masjid Raya Sheikh Zayed tersebut.

Baca Juga: Teken MoU, Kemenag dan UEA Resmikan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo

Seperti hal yang disampaikan oleh Hidayat Maskur, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Solo.

“Belum dapat laporan, ini saya juga belum lihat, saya belum ke sana, ini tadi hujan deras saya belum ke sana,” kata Hidayat kepada wartawan pada Minggu (29/1/2023).

Hidayat menuturkan ornamen simbol bulan sudah terpasang sejak lama di menara-menara masjid, termasuk di atas kubah masjid. Pemasangan orname tersebut disesuai kan dengan bangunan asli dari Masjid Agung Sheikh Zayed yang ada di Abu Dhabi, UEA.

“Ornamen itu semua didasarkan (bangunan asli) yang ada di sana (UEA), jelas Hidayat.

Hidayat menambahkan, perwakilan dari pihak Kantor Kementerian Agama Kota Solo berencana melakukan pengecekan pada hari Senin (30/1/2023).

Rencana pengecekan ini sekaligus untuk memastikan kesiapan masjid hadiah dari pemerintah UEA untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelum masjid tersebut akhirnya siap dibuka untuk umum.

“Besok mau kontrol saya, biar cepat, (terakhir) masih banyak yang bocor, mau segera dibenahi yang bocor,” ujar Hidayat.

Selain itu, pihak perwakilan Kantor Kementerian Agama Kota Solo juga ingin memastikan fungsi dari steger yang masih terpasang di sejumlah titik dari Masjid Raya Sheikh Zayed.

“Banyak steger steger, itu untuk masang apa belum tanya, besok rencana mau tanya sebenarnya mau diselesaikan kapan,” tutur Hidayat.

“(Kemudian) steger-steger itu untuk apa, itu bisa membahayakan orang, kalau itu tidak dipakai diturunkan saja,” tambah Hidayat.

Baca Juga: Pemko Medan Gelar Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Masjid Raya Al Mashun