Itulah mengapa, dukungan dari keluarga memegang peran penting, karena pasien akan melalui masa-masa jenuh di perjalanan pengobatannya tersebut.
“Ada yang 1 tahun, ada yang 1,5 tahun. Support itu penting, kemudian kalau untuk anak-anak mereka kan belum mengerti soal penyakit kusta, sehingga orang tua perlu menerangkan dengan bahasa anak-anak,” sambung Dokter Dhelya.
Ketidaktahuan akan penyakit tersebut, tak menutup kemungkinan membuat anak memandang kusta sebagai penyakit yang memalukan, seperti yang dinilai oleh masyarakat kebanyakan.
Maka, penting untuk memberikan edukasi pada anak terkait dengan hal ini, untuk mengenal kusta, tahu bahwa ini penyakit yang bisa disembuhkan, dan tidak ikut mengejek atau memandang sebelah mata penderita kusta.
“Misalnya dengan komik yang lebih atraktif untuk anak-anak, yuk, kita bantu pasien kusta,” tegasnya menambahkan.
Dengan demikian, pasien kusta tidak merasa ditolak dan tetap merasa adanya penerimaan, karena kondisi mental membawa dampak pada proses penyembuhan segala jenis penyakit.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Dokter: Penderita Kusta Butuh Dukungan Moril Agar Cepat Sembuh