Palembang, Sonora.ID– Songket Pas merupakan salah satu UMKM di kota Palembang, berdiri tahun 2017.
Adit selaku owner Songket Pas dalam acara Live Talkshow (20/01/2023) mengatakan bahwa Songket Pas awalnya bernama Palembang Souvenir House karena namanya terlalu panjang serta mengalami perkembangan tidak hanya memproduksi souvernir tapi juga pakaian berubah menjadi Songket Pas.
“ setelah tamat kuliah 2015, cari inspirasi, ikut beasiswa ke luar negeri akhirnya memutuskan menjadi pengusaha. Kenapa songket ?, dari kecil tinggal dilingkungan pengrajin, dikelilingi pengrajin, ada keluarga pengrajin songket. Dulu bermain souvenir Palembang yang ada songketnya sekarang sudah produksi songket sendiri dan kerajinan-kerajinan yang lain, terciptalah songket pas,” ujarnya.
Adit mengatakan kain songket memiliki potensi untuk dikembangkan kedepan. Belum ada anak muda yang terjun serius dibidang ini.
Baca Juga: Berdayakan UMKM, PLN EPI Gelar Pelatihan UMKM Goes Digital
Songket pas lebih mengandalkan penjualan online.
“ masalah diawal bagaimana mendatangkan customer, lambat laun menemukan pola mengandalkan penjualan online. Kita coba market place, sebulan pertama sudah menghasilkan, tapi juga digenjot di offline, ikut acara-cara CFD, ikut bazar, sampai sekarang pun penjualan lebih banyak online. Membangun bisnis secara online sejak pertama kali,” ujarnya.
Produk yang paling diminati adalah baju coupel atau barang-barang yang ready wear. Kain songket adalah barang yang sudah jadi tapi belum ready to wear. Sekarang songket di modif agar menjadi ready to wear.
“ customer lebih suka kain-kain yang ready to wear bukan lembaran kain lagi. awalnya orang beli tas songket tapi tidak matching dengan baju maka diproduksi baju dan dilempar ke pasar, responnya bagus, juga ditambah iklan. Penjualan banyak baju-baju yang siap pakai, baju coupel untuk keluarga muda,” ujarnya.
Songket prospeknya masih panjang dan cerah. Kalau dibandingkan batik yang bisa dipakai harian atau semua kalangan, songket memang belum ke fase itu tapi suatu saat kelak songket akan mencapai fase itu, tinggal bagaimana pengrajin menginovasi setiap hari.
Baca Juga: Berdayakan UMKM, PLN EPI Gelar Pelatihan UMKM Goes Digital