Target Tingkatkan Investor, BI dan Pemprov Jatim Perkuat Strategi Investasi 2023

3 Februari 2023 12:20 WIB
Foto: Budi - Kepala KPw BI Budi Hanoto bersama Gubernur Khofifah saat menjawab pertanyaan awak media, Kamis (02/02/2023).
Foto: Budi - Kepala KPw BI Budi Hanoto bersama Gubernur Khofifah saat menjawab pertanyaan awak media, Kamis (02/02/2023). ( )

Surabaya, Sonora.ID  –  Upaya mencapai target dengan meningkatkan jumlah investor  pada tahun 2023, Bank Indonesia dan Pemprov Jatim melakukan perkuatan strategi investasi melalui penyelenggaraan "Jatim Investment Leaders Forum and Awards 2023" di Hotel JW. Marriott Surabaya, Kamis (02/02/2023).

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto mengatakan, upaya ini sekaligus untuk mendukung peningkatan realisasi investasi yang berpotensi untuk menyerap tenaga kerja hingga membuat lapangan kerja baru.

"Saat ini Jawa Timur memiliki 10 kawasan industri yang existing dengan pangsa realisasi investasi terbesar di sektor pertambangan yang mencapai Rp 19,8 triliun atau 18 persen. Disusul makanan dan minuman dengan investor asal Amerika, Jepang, Singapura, Hongkong dan Korea Selatan," kata Budi Hanoto.

Lebih lanjut Budi mengatakan, investasi di Jatim lebih efisien dibanding rata-rata investasi di Indonesia.

Hal itu tercermin pada Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Jatim lebih rendah daripada nasional.

Baca Juga: BI : Inilah Tiga Hal Mengenai Pandangan Prospek Perekonomian ke Depan

"Artinya, dengan kapital yang lebih sedikit dari nasional, itu bisa lebih mendorong investasi. Mengutip Lee Kuan Yew mantan PM Singapura dalam Asia Competitiveness Institute terbitan tahun 2018 bahwa Jatim merupakan provinsi dengan tingkat kemudahan berbisnis tertinggi dengan tingkat daya saing kedua setelah DKI Jakarta," ungkapnya.

Kepala KPw BI Jatim juga menyampaikan bahwa kinerja investasi masih perlu untuk dikembangkan terutama dalam menghadapi berbagai macam tantangan.

"Pertama masih kurangnya keahlian dari beberapa daerah untuk menyusun profil investasi di daerahnya. Kajian dan review kami memang masing-masing kab/kota tidak sama kemampuannya untuk profil investasi termasuk feasibility study dan beberapa macam amdal dan potensi return kalau investor itu melihat investasi di salah satu kab/kota ," ujar Budi.

"Tantangan kedua adalah masih terbatasnya jumlah investment project yang memang ready to over. Istilah kami yang clean and clear untuk investor masuk, ternyata masih terbatas jumlahnya. Oleh karena itu kita perlu lebih well tested lagi. Nanti akan ada investment challenge untuk menyajikan profile investasinya," imbuhnya.

Dikatakan, realisasi investasi di Jatim yang memiliki pangsa terbesar adalah sektor pertambangan yang mencapai Rp. 19,8 triliun atau 18 persen kemudian disusul sektor makanan minuman.

Baca Juga: BI Yakin Sulsel Tak Alami Resesi di 2023, Ekonomi Diprediksi Tumbuh 5,4 Persen

"Kabupaten Gresik, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kota Pasuruan dan Kabupaten Malang menjadi pilar pilar pendorong investasi. Investornya dari Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Hongkong dan Korea Selatan," ujar Budi.

Pada sambutannya Kepala KPw BI Jatim ini menilai bahwa optimisme pelaku usaha juga baik terutama dari kredit investasi untuk usaha kecil dan menengah tumbuh sangat bagus dengan potensi tinggi.

"Kredit investasi untuk korporasi dan UKM menengah sinyalnya positif untuk menjadi potensi investasi dengan pangsa kredit UMKM cukup tinggi mencapai 23 persen dibanding kredit berskala besar. Artinya, investasi skala menengah yang bergerak di bidang pangan sangat prospektif," ungkapnya.

Ia menyampaikan, meskipun kredit investasi tumbuh baik, namun rasio investasi di Jatim diakui masih lebih rendah dibanding rasio investasi nasional.

"Namun yang perlu disongsong adalah bagaiman 10 kawasan industri di Jatim itu dengan banyak industri pengolahan mampu mengenerate dan investor hadir disana. Kinerja investasi di Jawa Timur pada hari ini akan kita declare atau kukuhkan dalam acara Jatim investment Leader Forum and Award 2023. Kami akan perkenalkan namanya "IKI investasi Jatim" (Inisiasi Kolaborasi dan Inovasi). Inisiasi melalui East Java Investment Challenge, menyajikan prospektus investment profile yang clear and clean," urainya.

Ia melanjutkan, kolaborasi BI dan Pemprov membentuk East Java Investment Committee dan East Java Investment Centre bertugas untuk mengurai persoalan investasi di Jatim.

"Terakhir adalah inovasi. Akan diluncurkan East Java Investment Hub. Sebuah aplikasi bagaimana data informasi investasi  terintegrasi dalam sebuah apps. Penandatanganan MoU kawasan investasi di JIPE dengan UMKM," ujar Budi.

Pada bagian akhir ia mengatakan bahwa penguatan strategi dalam mendorong investasi di Jatim sebagai cara untuk mempercepat optimalisasi hilirisasi.

"Tidak lagi menjual mengekspor SDA. Tapi perlu diolah lagi. Mendukung percepatan pemulihan. BI sudah menyediakan fasilitas supaya tidak tergantung dengan dolar adalah local currency settlement. Untuk mempermudah transaksi pembayaran. Mendorong percepatan pembangunan proyek strategis. Mempercepat pemenuhan fasilitas fisik non fisik. Mendorong investasi untuk industri skala menengah. SDM perlu diperhatikan untuk jangka menengah, panjang yang mumpuni, sehat dan baik," pungkasnya.

Baca Juga: BI Yakin Sulsel Tak Alami Resesi di 2023, Ekonomi Diprediksi Tumbuh 5,4 Persen

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm