1. Memilih Pemimpin yang Tepat
Indonesia adalah negara yang berlandaskan demokrasi dalam memilih pemimpinnya. Satu di antara mekanisme pemilihannya adalah melalui pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah. Siapa yang memilih? Tentunya kita sebagai rakyat Indonesia yang menentukan siapa pimpinan kita sendiri. Sudah menjadi kewajiban bagi kita semua untuk mengetahui siapa saja calon pemimpin yang akan menampung dan mewujudkan aspirasi masyarakat demi kemajuan bangsa.
Bagaimana tidak, baik presiden maupun kepala daerah yang terpilih setidaknya akan menentukan nasib bangsa selama empat tahun ke depan. Jika kita tidak memilih dengan tepat, maka dampaknya kita pula yang merasakan. Lalu bagaimana cara memilih pemimpin yang tepat? Memilih dengan cerdas. Hal ini berarti kita harus memilih calon pemimpin yang memiliki latar belakang baik, riwayat pengalaman yang teruji, hingga visi dan misi yang terarah dan objektif bagi kebaikan negara.
Mari kita memilih pemimpin dengan cerdas dan mengabaikan perasaan subjektif seperti hanya menyukainya saja, apalagi karena dorongan orang lain. Evaluasi objektif adalah cara yang jauh lebih baik daripada hanya mengandalkan omongan manis atau ajakan orang lain.
Selalu hindari berbagai pemberitaan tidak bertanggung jawab, yang menyatakan suatu hal yang mengherankan mengenai berita politik. Jangan hanya baca judulnya saja dan selalu bandingkan dengan sumber lain. Hoaks dapat dengan mudah menepiskan pilihan objektif kita sebagai pemilih yang cerdas. Sebagai pemilih yang cerdas, kita akan selalu melakukan evaluasi objektif terhadap bakal calon pemimpin dan partai yang mengusungnya. Mulai saat ini, mari kita cerdas memilih.
2. Ayo Memilih!
Salah satu hak warga negara adalah memiliki hak pilih. Warga berhak memilih calon legislatif dan eksekutif yang akan mewakili mereka di pemerintahan. Penggunaan hak pilih ini biasanya dirayakan dalam pesta demokrasi, yaitu pemilu. Hak pilih harusnya digunakan dengan bijak.
Sebelum memutuskan menggunakan hak pilih, kita perlu mengetahui visi dan misi calon legislatif dan eksekutif. Cermati rekam jejaknya, sehingga kita bisa mengira-ngira sejauh mana kompetensi dan kredibilitas calon. Serta pelajari, bagaimana dampak dari kebijakan yang akan mereka rancang. Jangan memilih berdasarkan popularitas saja, tetapi pertimbangkan latar belakangnya.
Pada pesta demokrasi mendatang, gunakan hak pilihmu dengan bijak. Pilih wakil rakyat dan pemerintah yang betul-betul merepresentasikan suaramu. Gunakan hal pilih dengan jujur, bebas, dan adil. Mari memilih!
3. UU Cipta Kerja