Medan, Sonora.ID - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mendukung penuh permintaan Presiden RI Joko Widodo mengubah citra terminal banyak preman. Apalagi, terminal bus sangat dibutuhkan bagi masyarakat Sumut saat ini.
Beberapa terminal di Indonesia termasuk di Sumut masih identik dengan preman dan kotor. Setelah dibangun dengan desain modern dan fasilitas yang baik, citra banyak preman dan kotor tersebut diharapkan bisa hilang.
“Kita sebagai Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, bersama Forkopimda akan mendukung penuh keinginan Presiden mengubah citra terminal banyak preman dan kotor, ini untuk kenyamanan masyarakat kita sangat banyak memanfaatkan moda transportasi bus, karena itu harus aman dan nyaman,” ujar Edy Rahmayadi, usai mendampingi Presiden RI Joko Widodo meresmikan Terminal Amplas Medan dan Tanjung Pinggir Pematangsiantar, di Jalan Panglima Denai, Medan, Kamis (9/2).
Jumlah penumpang rata-rata Terminal Tipe Amplas per tahun menurut data Kementerian Perhubungan sekitar 85.271 penumpang.
Terminal Amplas melayani 32 trayek Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan 602 armada, Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) ada 25 trayek dengan 295 armada kemudian 3 trayek angkutan kota (Angkot) dan 2 trayek Trans Metro Deli.
Sementara itu, Terminal Tipe A Tanjung Pinggir per tahunnya melayani 35.690 penumpang untuk 14 trayek AKAP dengan 58 Armada, 20 trayek AKDP dengan 38 armada dan 17 trayek angkot.
Oleh karena itu, Edy Rahmayadi mengajak seluruh masyarakat bersama-sama menjaga Terminal Amplas dan Tanjung Pinggir sehingga fasilitas ini terus bisa dinikmati.
Baca Juga: Perayaan Imlek, Ribuan Warga Padati Terminal Karangpandan Karanganyar
“Ini milik kita bersama, fasilitasnya kita yang menikmati, jadi saya harap kita bisa terus menjaga bersama fasilitas ini dan juga mengembangkannya untuk meningkatkan perekonomian di sekitar terminal,” kata Edy Rahmayadi.
Presiden RI Joko Widodo mengatakan terminal yang kotor dan banyak preman membuat masyarakat enggan menggunakan transportasi bus. Padahal transportasi massal bus menurutnya menjadi solusi kemacetan di kota-kota besar di luar Jakarta.