Surabaya, Sonora.ID – Berdasar data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Jawa Timur melalui survei Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Jatim periode November 2022 diketahui adanya peningkatan preferensi masyarakat dalam melakukan pembayaran secara non tunai selain hasil survei di berbagai hal lainnya.
Menurut data LPP pada periode tersebut, analisis peningkatan sejalan dengan berbagai kemudahan, keamanan, serta pemberian potongan harga yang ditawarkan. Dengan kata lain, preferensi masyarakat melakukan pembayaran secara nontunai atas transaksi e-commerce pada triwulan III 2022 meningkat dibandingkan triwulan II 2022.
Gambaran umum tentang hal ini juga disampaikan oleh Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, Muslimin Anwar saat memberikan paparan tentang Perkembangan Ekonomi Jatim Tahun 2022 dan Outlook Ekonomi Jatim Tahun 2023 saat acara Jatim Talk Triwulan I 2023 “Akselerasi Kinerja Ekonomi Jawa Timur di Tengah Peningkatan Ketidakpastian Ekonomi Global” di Ballroom The Westin Surabaya Pakuwon Mall, Jl. Raya Lontar No.2, Puncak Indah Surabaya, Selasa (14/02/2023).
"Nominal transaksi e-commerce pada triwulan III 2022 sebesar Rp.16,84 triliun. Meningkat 7,34 persen (qtq) dibandingkan triwulan II 2022 sebesar Rp15,68 triliun," kata Muslimin Anwar dalam paparannya.
Diketahui, berdasarkan metode pembayaran transaksi di e-commerce ternyata 30,06 persen transaksi menggunakan transfer bank. Selanjutnya 27,03 persen menggunakan uang elektronik dan 14,21 persen menggunakan kredit tanpa kartu.
Hal menarik lainnya dari transaksi e-commerce pada triwulan III 2022 lalu juga diketahui bahwa produk yang diminati oleh masyarakat Jawa Timur ternyata didominasi oleh handphone (HP) and accessories (aksesoris) hingga 19,30 persen disusul fashion 18,63 persen serta personal care and cosmetics 13,87 persen.
"Peningkatan preferensi masyarakat dalam melakukan pembayaran secara non tunai diperkirakan terus meningkat. Implementasi QRIS merupakan salah satu upaya mendorong digitalisasi khususnya pada UMKM di Jawa Timur," imbuhnya.
Disampaikan, hingga September 2022, implementasi QRIS di Jawa Timur mencapai 2.302.562 merchant yang didominasi merchant UMKM (97,48 persen) dan jumlah pengguna baru QRIS mencapai 3.571.701 pengguna.
Data LPP menyebutkan bahwa pada tingkat Nasional, Jatim tercatat sebagai Provinsi dengan jumlah merchant QRIS terbesar ke-3 setelah Jawa Barat dan DKI Jakarta. Adapun pangsa jumlah merchant tertinggi berada di wilayah kerja KPwBI Jatim sebesar 53,57 persen disusul oleh KPw BI Malang 19,15 persen, KPw BI Kediri 15,47 persen dan KPw BI Jember 11,81 persen.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News