Solo, Sonora.ID - Di tengah guyuran hujan deras pada hari Kamis (16/2/2023) sore, Keraton Surakarta Hadiningrat Jawa Tengah tetap menggelar kirab Agung rangkaian Tingalan Dalem Jumenengan atau biasa disebut peringatan naik tahta ke-19 Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Pakubuwono (PB) XIII.
Kirab Agung tersebut dimulai dari Pagelaran Keraton Solo kurang lebih pukul 16.00 WIB. Awalnya Kirab Agung akan mulai dilaksanakan tepat pukul 15.00 WIB. Akan tetapi dikarenakan hujan deras yang tak kunjung reda mengguyur kawasan yang akan dilewati, akhirnya kirab baru mulai berangkat sekitar pukul 16.00 WIB.
Rute yang dilewati untuk acara kirab Agung tersebut yaitu dimulai dari Jalan Pakubuwono - Gapura Gladag - ke utara menuju Jalan Jenderal Sudirman - belok ke timur melalui Jalan Mayor Kusmanto (Telkom) - belok ke selatan melalui Jalan Kapten Mulyadi - belok ke barat melalui Jalan Veteran (Gading) - belok ke utara melalui Jalan Yos Sudarso - belok ke timur melalui Jalan Brigjend Slamet Riyadi - belok ke selatan melalui Jalan Pakubuwono - Keraton Solo.
Baca Juga: Kirab Boyong Kedaton Jadi Salah Satu Rangkaian Acara HUT Ke-278 Kota Solo
Peserta yang mengikuti Kirab Agung jumlahnya mencapai ribuan, sudah termasuk Raja Keraton Solo Sinuhun PB XIII beserta Permaisuri GKR PB XIII yang juga turut serta dalam rombongan.
Diketahui Raja dan Permaisuri Keraton Solo menaiki Kereta Garuda Kencana yang mana Kereta Garuda Kencana ini ditarik oleh kuda yang berjumlah delapan ekor dan menempati urutan pertama setelah barisan prajurit Keraton yang setelah itu disusul oleh Putra Mahkota Keraton Solo KGPH Purboyo.
Terlihat Putra Mahkota Keraton Solo duduk berdampingan dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menaiki Kereta Garuda Putra. Kereta tersebut ditarik oleh enak ekor kuda. Putra Sulung Presiden Joko Widodo tersebut menyampaikan bahwa warga sangat antusias dan luar biasa menyambut kirab tersebut meski hujan mereka tetap menyaksikan pelaksanaan kirab Agung peringatan naik tahta ke-19 PB XIII.
Kerabat Keraton Solo yang merupakan suami dari putri Pakubuwono XII GKR Wandansari, Kanjeng Pangeran Eddy Wirabumi menerangkan bahwa peringatan naik tahta menjadi acara adat rutinan meskipun prosesnya dari tahun ke tahun berbeda.
Tingalan Dalem Jumenengan merupakan upacara adat sakral karena dalam acara tersebut ada persembahan tarian Bedhaya Ketawang yang diperkirakan berusia ratusan tahun. Tarian Bedhaya Ketawang dibawakan oleh sek sembilan penari. Tarian ini merupakan momen sejarah kultural sebagai simbol bahwa orang Jawa itu memiliki tiga janji. Ketiga Janji dalam tarian Bedhaya Ketawang ini yaitu menjaga harmoni kehidupan, menjaga lestarinya alam, serta meningkatkan hubungan baik manusia dengan Tuhan.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News