Titik air
Sepagi ini kau turun membasahi bumi kami
Sepagi ini pula Tuhan menjatuhkan rahmat-Nya
pada hamba-hamba penuh dosa
9. Rindu Bersama Hujan
Ketika tangan sudah tak mampu menggapainya
Dan ketika bibir sudah tidak mampu mengucapkan kata-kata
Disitulah aku berteduh, ketika hujan deras membasahi tubuhku
Namun, tidak akan ku biarkan hujan membasahi tubuhmu
Disini aku merindu,
Merindukanmu yang setiap kali datang bersama hujan
Lambat haripun berlalu sehingga memaksaku untuk melupakanmu
Satu hari, dua hari, hingga hari-hari kemudian yang terlewati
10. Namaku Hujan, Bukan Air Mata
Namaku Hujan, Bukan Air Mata
Namaku hujan, bukan air mata
Menjauh bukanlah perkara kekalahan
Menjatuhkan diri pada hati yang gundah
Bukanku bersikeras berpindah takluk angan
Namun, afeksi masa lalu membalut terjal langkah
Jujur saja, aku tak mau berpura-pura
Aku tak lagi menangis karena aku bukan hujan
Meski halus membasahi jagat semesta
Tapi mengapa hujan terdefinisikan kesedihan
Terjebak kenangan dalam salju memori mesra
Dan entah mengapa muka ceriaku seolah lupa cara bahagia
Nyatanya memang benar bahwa cinta itu buta
Pergolakan hati menentang pikiran
Seperti berseteruh mempertahankan diri
Tapi bukankan kini bahasa cinta yang berperan?
Sebab jauh setelahnya rasa itu telah sirna abadi
11. Puisi Hujan di Ternate
Kau tumpah lagi di gelasku
dan aku mesti menyeduh
sisa-sisa teh dari cangkirmu
Malam ini, aku kembali
memelukmu dalam diam
sebelum asap rokok mati dari tanganku
Ada gigil tiba-tiba renyah di ruangan ini
melesat keluar jendela
dan kau sibuk merapikan sesak
12. Puisi Hujan dan Perjalanan
Hujan hadir di tengah perjalananku
Ia turun layaknya papan seluncur di musim salju
Kedinginanku menyeruak di antara derasnya
Aku bertahan menunggu payungmu
Aku masih menunggu payungmu
Hingga saat pelangi mulai tersenyum
Hujanpun menjauh
Dan akan ku lanjutkan perjalanan ini tanpa butuh sebuah payung
13. Hujan di Ujung September (Bara Asmara)
Masih seperti kemarin
Hujan kali ini masih menyisakan luka
Saat pergimu yang tiada ku duga
Tiba tiba saja
Masih seperti kemarin
Tetap mengalun symponi melankoli
Menemani sedih yang tak bertepi
Menggores perih hati sanubari
Masih seperti kemarin
Cinta masih tetap kusimpan
Meski kembali mu entah kapan
Atau hanya sebuah impian
Masih seperti kemarin
Masih saja
Masih saja ada lara
Masih juga ada luka
Entah kapan sembuhnya
14. Aku Rindu Hujan
Aku rindu hujan
di tiap-tiap tetesan
pada matamu
langit kesunyian
aku rindu hujan
di tiap-tiap percikan
pada detakmu
gemuruh keheningan
aku rindu dirimu
di tiap-tiap hujan
pada namamu
menderas kerinduan
15. Simfoni Hujan
Hujan
Ketika kau datang
Gemuruh halus nan lantang
Suaramu bagai nada-nada dan Irama yang disimfonikan
Hujan
Tetaplah di sini
Temani daun yang merunduk
Hiasi alam dini dengan warna jernihmu
Hingga alunan rintik-rintik
Memancarkan keindahan
Hujan
Datangmu menawan
Menggoyahkan jiwa insan
Saat dentingan manja kau pancarkan
Demikian beberapa puisi tentang hujan yang penuh makna dan bisa jadi inspirasi. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News