Darmanto mengatakan, kegiatan perpisahan tersebut di luar dari sepengetahuannya.
"Jangankan izin, sebagai atasan dari para pengawas dan guru saya tak dimintai konsultasi,"
Ia pun juga mengetahui adanya kegiatan ini dari orang lain di luar sekolah.
"Wong njenengan itu tangan panjang saya, kok saya ngertinya dari orang lain" kata Darmanto ketika mengulang nasihatnya ke koordinator dan dua kepala sekolah yang dipanggil Disdikbud.
Adanya hal tersebut jelas membuat Disdikbud Boyolali merasa kecewa, karena upaya yang dilakukan Disdikbud Boyolali selama ini dalam mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah negeri kembali menurun.
"Sekarang kan di SD kan fenomenanya, sekolah negeri itu turun. Mereka lari ke sekolah swasta. Kita harus meningkatkan kinerja sekolah. Bangun komunikasi dengan masyarakat. Sehingga akan muncul kepercayaan masyarakat kepada kita," tegasnya.
Baca Juga: Senkom Polri Jateng Minta Kadernya Netral Kawal Pemilu 2024
Dia juga mengingatkan, agar kegiatan maupun kejadian seperti ini tidak terulang kembali dan kepada seluruh guru di sekolah negeri harus bisa membangun dan mendapat kepercayaan dari masyarakat.
Selain memberikan teguran, Darmanto juga meminta kepala sekolah SD se-Kecamatan Simo untuk meminta maaf dan mengakui serta berjanji atas kesalahannya pada seluruh komite sekolah.
"Sehingga siswa tidak dirugikan. Siswa harusnya belajar ya belajar. Libur siswa itu sudah ada aturannya," jelasnya.
"Kalau ada kepentingan lain bisa (siswa dipulangkan lebih awal). Misalnya seharusnya pulang jam 12.00 ini pulang jam 11.00 masih bisa dimaklumi tapi kalau pulang jam 08.00 itu (tidak bisa dimaklumi)," imbuhnya.