Sonora.ID - Puisi merupakan sebuah karya sastra yang singkat dan dengan kata-katanya yang indah mengandung nilai-nilai karakter yang dapat diteladani atau dijadikan sebagai pelajaran.
Puisi diketahui memiliki beragam jenis sesuai dengan isinya. Berdasarkan isinya puisi dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu balada, naratif, lirik serta puisi bebas.
Dalam artikel ini kita akan secara khusus mempelajari puisi balada dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan buku Ayo Menulis Puisi, yang dimaksud dengan puisi balada sendiri adalah sebuah puisi yang berisi cerita yang diberi efek nyanyian.
Puisi balada memuat dialog untuk mengisahkan sebuah cerita. Jenis puisi ini pun umumnya berisi cerita tragedi atau kisah heroik.
Di bawah ini pun kumpulan contoh puisi balada yang terkenal dan mengandung nilai karakter.
Baca Juga: 15 Contoh Puisi Cita-citaku Menjadi Dokter, Guru, Polisi yang Inspiratif
Derita Anak Bangsa
Ia mengayuh sepedanya
Ia mengayuh semangatnya
Menjual koran di pagi hari
Panasnya matahari, dinginnya hujan
Tak ia rasakan
Ia sampai putus sekolah
Cita-cita tak lagi ia gantungkan
Hanya ada satu kewajiban
Menjual koran, mencari makan
(Ainun Qalb S. R, Surabaya)
Balada Terbunuhnya Atma Karpo
Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di pucuk-pucuk para
Mengepit kuat-kuat lutut menunggang perampok yang diburu
Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang
Segenap warga desa mengepung hutan itu
Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
Berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri
Satu demi satu yang maju terhadap darahnya
Penunggang baju dan kuda mengangkat kaki muka
Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!
Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa
Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya kukandung dosa
Anak panah empat arah dan musuh tiga silang
Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang
Joko Pandan! Di mana ia?
Hanya padanya seorang kukandung dosa
Bedah perutnya tapi masih setan ia
Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala
Joko Pandan! Di makah ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa
Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan
Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam
Ridla dada bagi derunya dendam yang tiba
Pada langkah pertama keduanya sama baja
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka
Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
Pesta bulan, sorak-sorai, anggur darah
Joko Pandan mengeak, menjilat darah di pedang
Ia telah membunuh bapanya.
(Rendra)
Bendera
Mereka yang berpakaian hitam
Telah berhenti di depan sebuah rumah
Yang mengibarkan bendera duka
Dan masuk dengan paksa
Mereka yang berpakaian hitam
Telah menurunkan bendera itu
Di hadapan seorang ibu yang tua