Sonora.ID – Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2022 lalu menunjukkan kapasitas Literasi Digital masyarakat Indonesia dinilai sebesar 3.54 dari 5.00. Berdasarkan hal tersebut, tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori “sedang”.
Berdasarkan hal tersebut, Kemenkominfo berkolaborasi dengan sejumlah komunitas dan kelompok masyarakat untuk meliterasi masyarakat tentang materi yang didasarkan pada 4 pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Kegiatan kolaborasi dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dengan menyelenggarakan kegiatan Gali Ilmu bersama TikTok Indonesia untuk peserta UMKM dan masyarakat umum.
Gali Ilmu menghadirkan narasumber yang ahli dibidangnya untuk mengupas tuntas fitur sosial media dan aplikasi yang dapat bermanfaat untuk melakukan pemasaran usaha ataupun yang lainnya.
Kegiatan ini meliputi sesi talkshow dan workshop yang diselenggarakan secara hybrid dengan dihadiri oleh lebih dari 400 peserta yang hadir secara luring maupun daring.
Baca Juga: Lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Provinsi Bali Ikuti Kegiatan Literasi Digital
Sesi talk show diisi oleh Global E-Commerce Business Operation & Acquisition TikTok, Aldo Shurman dan Kreator Konten sekaligus seorang entrepreneur, Tommy Teja.
Di sesi ini Aldo menjelaskan bahwa TikTok menduduki peringkat satu sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh di seluruh dunia dan di Indonesia, sekaligus menduduki peringkat ke-2 setelah Amerika Serikat.
Hal ini membuat TikTok melihat Asia Tenggara, khususnya Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar.
Aldo menambahkan bahwa TikTok kini bukan hanya sebagai platform hiburan saja, tetapi sudah menjadi shoppertainment atau media untuk hiburan sekaligus berjualan online.