Menurut Ysra, pemilahan sampah sangat penting dilakukan. Selain mengurangi volume sampah, juga mencegah sampah bertumpuk sehingga menjadi sarang bakteri dan kuman yang rentan menimbulkan penyakit. Di samping itu tentunya meningkatkan kebersihan lingkungan.
“Yang paling penting lagi, pemilahan sampah memudahkan dilakukannya daur ulang,” jelas Yasra.
Yasra meyakinkan bahwa sampah tidak akan menjadi perusak lingkungan jika tahu bagaimana cara mengelolanya. Seperti yang mereka lakoni selama ini, sampah non organik seperti plastik, kaca dan kaleng bisa diolah sehingga bernilai ekonomis.
“Itu sebabnya saya sangat mendukung Pak Bobby minta masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah terlebih dahulu,” ujarnya.
Yasra berharap Pemko Medan melalui perangkat daerah terkait dapat mempersiapkan sarana prasarana yang mendukung seperti mesin, tong terpilah, pendampingan dan lokasi bank sampah.
Selain itu regulasi yang tegas dan target capaian dengan melibatkan semua stakeholder dan perusahaan, termasuk pemerhati lingkungan (khususnya sampah) yang sudah mumpuni dalam pengelolaan sampah juga sangat diperlukan.
Baca Juga: Angka Coklit Warga Kota Medan Sudah di Atas 90 Persen!
Yasra menambahkan adanya pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah dari sumbernya juga harus diikuti dengan edukasi guna meningkatkan penyadartahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat serta diikuti pembentukan kelompok-kelompok seperti Bank Sampah Induk (BSI), Bank Sampah Unit (BSU) serta Pusat daur Ulang (PDU) di setiap kecamatan/kelurahan/lingkungan.
“Dengan demikian masyarakat dapat terukur serapan sampah yang dikurangi dari sumbernya dan peningkatan ekonomi masyarakat dalam pengelolaan sampah (sikular ekonomi),” paparnya.
Terakhir, Yasra memastikan Bank Sampah Induk New Normal akan terus melakukan edukasi yang menyeluruh dan kontinyu kepada masyarakat sehingga mereka dapat secara mandiri mau melakukan pemilahan sampah dari sumbernya.