Sementara itu, Raden Kurleni Ukar mengaku sudah tiga hari berada di Kota Banjarmasin, dan banyak mendapatkan ilmu serta pelajaran khususnya dalam pembuatan kain Sasirangan.
Baca Juga: 30 Contoh Soal Cerdas Cermat Pengetahuan Umum, dengan Kunci Jawabannya
"Ya disini saya banyak sekali belajar Sasirangan dan ini memang karya yang membanggakan bagi Banjarmasin perlu dilestarikan dan perlu diberikan nilai tambah untuk bisa menjadikan ini pariwisata," ujarnya.
"Tadi banyak sejarahnya dan ini kalo bagi kami harus dibungkus menjadi story nomik, bagi pariwisata inilah yang bisa membedakan, unik untuk wisatawan baik mancanegara maupun wisatawan lokal," tambahnya.
Adapun Paulus Pangka mengungkapkan Kota Banjarmasin dalam pemecahan rekor tersebut hanya butuh persiapan waktu sehari.
"Kami diundang, sehari yang lalu dan saya tidak percaya biasanya kalo buat rekor itu 3 bulan sebelumnya mengajukan permohonan, hanya kota Banjarmasin yang satu hari menyampaikan dan ternyata hari ini kita saksikan bersama bagaimana adik-adik kita, bapa dan ibu guru semua memberikan pendidikan edukasi kepada kita," katanya.
Baca Juga: MTF Sukses Cetak Laba 750 Miliar di 2022! Kenaikan 3x Lipat!
Paulus Pangka turut bangga dengan para pendidik, dimana semuanya memberikan edukasi untuk terus mewariskan leluhurnya, termasuk melalui Sasirangan yang sangat luar biasa tersebut.
"Selama ini saya memakai topinya kemana saya pergi, ke Semarang saya memakai topi yang terbuat dari sasirangan kemudian kainnya juga, lalu orang bertanya apa kamu sudah lihat bagaimana prosesnya dan hari ini kita saksikan bersama bagaimana menjelujur ini," ungkapnya.
"Jadi ini adalah rekor baru dengan nama menjelujur kain Sasirangan dengan peserta terbanyak berdasarkan perhitungan kami 1000 lebih, jadi terimakasih kepada bapa dan ibu guru beserta adik-adik pelajar semua yang telah berhasil menciptakan sejarah baru dalam peradaban bangsa Indonesia," tambahnya.
Baca Juga: Peringati 1 Abad NU, Gubernur Kalsel: Jangan Lupakan Sejarah