Sonora.ID - Festival subayang menjadi satu di antara 4 event Riau yang masuk kedalam Kharisma Even Nusantara (KEN) dan resmi dibuka oleh Pejabat Sementara (PJ) Bupati Kampar Kamsol, di Desa Gema, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, pada Jumat malam (10/3/2023).
Festival Subayang ini merupakan festival tahun ke tujuh yang di laksanakan di Desa Gema, yang digelar selama tiga hari dari 10-12 Maret.
Terlihat antusiasme masyarakat dalam meramaikan festival subayang, dan festival ini di hadir juga oleh wisatawan lokal maupun daerah terdekat dari provinsi Riau.
Kamsol juga menyampaikan rasa terima kasih kepada perserta yang sudah hadir dalam Festival Subayang ini, meskipun disertai rintik hujan dalam pelaksanaan kegiatan.
"Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh peserta yang hadir pada malam hari ini, saya dapat informasi dari penyelenggara untuk peserta yang hadir berjumlah lebih dari 200 walaupun dalam kondisi yang kurang mendukung atau hujan" ujar Kamsol.
Pemerintah kabupaten Kampar juga akan senantiasa mendorong untuk kemajuan kabupaten Kampar, salah satunya di sektor pariwisata.
"Saya bersama dengan aparat pemerintah dan OPD terkait senantiasa memperjuangkan Kampar kiri ini, disini ada 24 desa dimana terdapat satu desa tertinggal 23 desa sangat tertinggal" ucap Kamsol.
Ia menambahkan adanya desa tertinggal di kabupaten Kampar, bukan di karenakan ketidak pedulian pemerintah melainkan desa tersebut berada di wilayah hutan lindung, berada dalam kawasan swaka margasatwa sehingga ada regulasi yang mengaturnya.
"Doa kita bersama kita dapat mendorong ada regulasi khusus untuk membangun desa-desa yang berada di wilayah hutan lindung dan kawasan swaka margasatwa sehingga tidak perlu adanya MOU dengan BKSDA" terangnya.
Dengan adanya regulasi baru, kata Kamsol, pembangunan dapat meningkat dan pemerintah akan mendorong dengan cepat pembukaan kawasan wisata.
"Dengan adanya regulasi baru pembangunan dapat meningkat dan kami akan mendorong dengan cepat kawasan wisata baik wisata rimbang baling ini hingga wisata alam yang tersembunyi surga dunia yang berada di batu tilam" pungkasnya.
Ia juga berharap bagaimana nantinya rumah penduduk bisa menjadi home stay yang di gunakan oleh wisatawan.
"Kalo orang datang nanti gampang menginapnya karena mungkin ga selamanya yang datang pakai tenda yang bisa menginap di tenda, kadang-kadang ada juga yang ingin bertamu dan berkunjung" tambahnya.
Dengan adanya kebijakan ini pemerintah sudah mendeklarasikan program derap atau biasa di sebut desa eko wisata ramah anak peduli perempuan dan pendidikan.
Dalam kesempatan yang sama Dody Rasyid Amin selaku founder dan ketua pelaksana Festival Subayang menyampaikan festival subayang merupakan pergerakan dari masyarakat yang ada di subayang tentang sound of rimbang baling.
"Sound of rimbang baling ini menyampaikan pesan bahwa subayang siap untuk menerima siapa saja tentang haru, rasa rindu, rasa bahagia dan kenikmatan yang dapat dinikmati disini" jelas Dody.
Ini merupakan tahun ke tujuh, tambah Dody, subayang akan terus bangkit dan memberika inovasi untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi kreatif.
"Hari ini ada duapuluh empat stan yang akan bergabung dalam kegiatan ini yang akan menjual produk-produk ekonomi kreatif dari provinsi Riau dan masyarakat sekitar" katanya.
Ia juga menyampaikan akan ada beragam kegiatan yang di sajikan, yang tentunya akan menghibur para wisatawan yang mengikuti kegiatan Festival Subayang ini.
Ia berharap dengan adanya pertumbuhan pariwisata di subayang ini bisa menumbuhkan potensi bagi anak muda dalam membangun ekonomi lebih baik dari sektor pariwisata.