Pengamat Kesehatan: Program Perbaikan RTLH Oleh Bobby Nasution Tepat Cegah Stunting

16 Maret 2023 21:10 WIB
Wali Kota Medan Bobby Nasution menyerahkan secara simbolis kunci rumah dalam program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Tegal Sari Mandala III, Kecamatan Medan Denai.
Wali Kota Medan Bobby Nasution menyerahkan secara simbolis kunci rumah dalam program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Tegal Sari Mandala III, Kecamatan Medan Denai. ( Pemko Medan)

Medan, Sonora.ID - Sejumlah program dihadirkan Pemko Medan guna optimalisasi penanganan stunting di kota Medan, mulai dari program bapak asuh anak stunting (BAAS), pemberian makanan tambahan, hingga bantuan program UMKM bagi keluarga yang anaknya terkena penyakit stunting untuk menggerakkan perekonomian keluarga.

Terbaru, Wali Kota Medan Bobby Nasution menyerahkan kunci rumah bagi 22 kepala keluarga kurang mampu di Tegal Sari Mandala III, Kecamatan Medan Denai.

Kunci rumah yang diberikan sebagai simbolis atas dilakukannya perbaikan terhadap rumah yang masuk dalam kategori Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) tersebut.

Selain membantu keluarga kurang mampu untuk menempati rumah yang layak, program perbaikan RTLH ini juga sebagai upaya yang dilakukan menantu Presiden Joko Widodo ini untuk mencegah dan meminimalisir terjadinya stunting.

Baca Juga: Menko PMK Lanjutkan Sisir Permasalahan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Sebab, menurut orang nomor satu di Pemko Medan ini, kondisi tempat tinggal yang tidak layak huni juga menjadi salah satu pemicu terjadinya stunting.

Pengamat kesehatan sekaligus akademisi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK-USU) Dr dr Delyuzar MKed(PA) Sp PA (K) menyambut baik langkah Bobby Nasution melalui perbaikan rumah warga yang tidak layak huni menjadi layak huni dalam upaya penanganan stunting.

Menurut Delyuzar, penyakit infeksi seperti diare dan saluran pernafasan juga dapat menyebabkan berat badan menurun yang lama kelamaan bisa menjadi stunting.

"Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia. Jadi, sudah benar lah apa yang dilakukan Pak Bobby, " ujar Delyuzar ketika dihubungi, Rabu (15/3).

Baca Juga: Tangani Stunting, Pemko Medan Upayakan Pemberian Makanan Tambahan, BASS & Bantuan Program UMKM

Delyuzar menilai perlu penguatan dari hal lainnya seperti memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil sebagai bagian intervensi komprehensif, guna pengoptimalan penanganan stunting.

"Berdasarkan Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan," imbuhnya.

Selain itu dr Delyuzar mengingatkan bahwa ibu harus memberi ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro.

Ketika bayi sudah menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI yang sehat. Pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting.

"WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter," pesannya menambahkan.

Terakhir, kata Delyuzar, terus memantau tumbuh kembang anak. Terlebih, tidak sulit mengenali anak yang mengalami stunting. Dari segi fisik, mereka biasanya mempunyai postur tubuh lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya.

“Jadi, penting bagi ibu untuk terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya," pungkasnya.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm