“Saat ini sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk membantu para penyandang disabilitas, tetapi kita melupakan bahwa permasalahan mendasar yang dihadapi para penyandang disabilitas adalah diskriminasi. Oleh karena itu, untuk mewujudkan inklusivitas di ruang digital, pemerintah juga membutuhkan bantuan dari masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang ramah bagi sesama,” ungkap Angkie.
Selain itu, Angkie juga menyebutkan bahwa terdapat salah satu upaya lain yang dilakukan selain Literasi Digital, upaya tersebut adalah Rumah Digital bagi Disabilitas.
“Dalam upaya ini, kami melatih teman-teman disabilitas menggunakan gawai, memahami aplikasi, dan memanfaatkannya secara maksimal. Melalui upaya ini, lebih dari 100.000 disabilitas sudah bisa aktif di internet. Hal ini juga sesuai dengan referensi dari Presiden Jokowi yakni no one left behind,” tegas Angkie.
Sesi dilanjutkan dengan pemaparan dari Perwakilan International Telecommunication Union (ITU), Roxana Widmer-Iliescu yang menyebutkan bahwa untuk mencapai aksesibilitas digital, TIK tidak hanya harus tersedia dan terjangkau, tetapi juga harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan orang-orang, termasuk penyandang disabilitas.
“Aksesibilitas TIK adalah kunci karena TIK telah menjadi media utama untuk komunikasi, informasi, transaksi, pendidikan dan hiburan di seluruh dunia. Selain itu, implementasi dari pembuat kebijakan di semua negara sangat penting guna memastikan bahwa hak setiap orang untuk berkomunikasi di dunia digital bisa terpenuhi,” tegas Roxana.
Roxana juga menyampaikan ITU telah berusaha mengajak pemerintah dunia melalui grup lembaga antar negara untuk menyusun semacam kurikulum guna mengembangkan dan mendesain ruang digital yang inklusif bagi penyandang disabilitas.
“Upaya yang sudah kami lakukan bertujuan agar teman-teman disabilitas bisa berkarya atau bekerja dengan mengajarkan mereka kecakapan digital. Namun kembali lagi, peran yang kami lakukan tidak akan berhasil bila tidak ada kolaborasi dari civil society. Oleh karena itu, saya mengajak anda semua untuk turut berkontribusi sesuai dengan kemampuan yang kita miliki untuk membantu kelompok disabilitas,” ujar Roxana.
Workshop WSIS Forum 2023 merupakan salah satu upaya dalam rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo).
Program Indonesia Makin Cakap Digital bertujuan untuk memberikan literasi tentang teknologi digital kepada 50 juta masyarakat Indonesia termasukbkelompok penyandang disabilitas hingga tahun 2024.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.