Sosialisasi hasil long form SP2020 itu dibuka Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin, dihadiri sejumlah tamu dari instansi terkait seperti Disdukcapil, BKKBN, Dinas Sosial, Kepolisian, TNI, jurnalis dan lainnya.
Dikesempatan itu, Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin menyampaikan, Sumut adalah provinsi dengan potensi yang sangat besar.
Dari sisi jumlah penduduk, Sumut merupakan provinsi terbesar kelima di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan DKI Jakarta.
“Dengan strategi yang tepat, penduduk sebagai sumber daya potensial dapat menjadi kekuatan untuk mewujudkan cita-cita Sumut yang bermartabat,” terangnya.
Pada 2022, tepat satu dekade bonus demografi Sumatera Utara, BPS saat itu berkomitmen menyelesaikan amanat untuk melaksanakan Sensus Penduduk Lanjutan (Long Form SP2020) dengan berbagai tantangan di tengah pandemi Covid-19.
Menurutnya dengan kerja keras seluruh pihak, akhirnya pendataan Long Form SP2020 selesai dilaksanakan.
Long Form SP2020 memikul misi besar sebagai Benchmark indikator kependudukan Sumut, potret demografi Sumatera Utara setelah melewati gelombang ke-2 pandemi Covid-19.
Selanjutnya, evaluasi capaian pembangunan di bidang kependudukan pada SDGs dan RPJMD, serta menjadi dasar penentuan kebijakan pembangunan Sumut menuju Indonesia Emas 2045.
Dia mengatakan, meskipun saat itu dilaksanakan di tengah pandemi, terdapat beberapa inovasi yang diterapkan dalam Long Form SP2020.
Salah satunya adalah penggunaan berbagai moda pendataan seperti, PAPI, CAPI, Computer Assisted Telephone Interviewing (CATI).
Nurul menyatakan, saat itu untuk pertama kalinya CATI diterapkan dalam sejarah sensus penduduk di Sumut.
Perjalanan pelaksanaan dan hasil Long Form SP2020 disajikan secara ringkas dalam booklet Indikator Kependudukan Hasil Long Form SP2020.
Dijelaskannya, booklet ini menyajikan gambaran komprehensif keadaan kependudukan Sumut berdasarkan hasil Long Form SP2020.
“Cakupan data dasar dari angka hasil Long Form SP2020 adalah indikator fertilitas, mortalitas, mobilitas, ketenagakerjaan, disabilitas, pendidikan, dan perumahan,” ungkapnya.
Penyediaan parameter demografi serta karakteristik penduduk tersebut, katanya diharapkan dapat menghasilkan indikator untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian target SDGs dan RPJMN di bidang kependudukan.