Bertawakkal hanya kepada Allah
Allah berfirman dalam lanjutan ayat :
وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Artinya: “Dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakkal.” (QS: Al-Anfal [8]: 2).
Orang yang beriman akan menyandarkan segala urusannya hanya kepada Allah, bukan kepada benda, gunung, cincin, keris, atau yang lain.
Karena orang beriman itu yakin bahwa tidak akan terwujud suatu hal kecuali atas kehendak Allah.
Jika Allah berkehendak terjadi, maka terjadilah. Dan jika Allah tidak berkehendak, ya tidak akan terjadi.
Baca Juga: 3 Fungsi Iman Kepada Hari Akhir yang Perlu Umat Muslim Ketahui
Mendirikan shalat
Allah berfirman pada lanjutan ayat:
ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat.” (QS: Al-Anfal [8]: 3).
Mendirikan shalat adalah bukti keimanan seseorang. Di samping karena memang shalat adalah tiangnya agama.
Kalau ia menegakkan shalatnya, sama dengan ia menegakkan agamanya. Sebaliknya manakala ia meruntuhkannya, tidak memperhatikannya, mengabaikannya, sama juga dengan meruntuhkan, tidak memperhatikan dan mengabaikan agamanya sendiri.
Rasulullah ﷺ mengingatkan di dalam sabdanya:
الصَّلاةُ عِمادُ الدِّينِ ، مَنْ أقَامَها فَقدْ أقَامَ الدِّينَ ، وَمنْ هَدمَها فَقَد هَدَمَ الدِّينَ
Artinya: “Shalat adalah tiang agama, barangsiapa yang menegakkannya, maka ia telah menegakkan agamanya dan barangsiapa yang merobohkannya, berarti ia telah merobohkan agamanya.” (HR Al-Baihaqi).
Gemar berinfaq di jalan Allah
Allah berfirman pada lanjutan ayat:
وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ
Artinya: “Dan mereka yang menginfakkan rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS: Al-Anfal [8]: 3)
Jika kita memiliki sifat iman seperti itu, maka ayat menegaskan:
أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ حَقًّا
Artinya: “Mereka itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.” (QS Al-Anfal [8]: 4).
Baca Juga: 6 Rukun Iman: Urutan, Makna dan Penjelasannya