Akibatnya, seluruh orang yang ada di kediaman Barkawi tewas.
Dua tahun kemudian, diketahui bahwa Barkawi ternyata masih hidup dan merencanakan balas dendam.
Ia ditemani anak laki-lakinya yang bernama Kamran (Waleed Zuaiter).
Di sisi lain, Presiden AS, Benjamin Asher tengah menerima kabar kematian Perdana Menteri Inggris.
Banjamin Asher pun langsung terbang ke London untuk menghadiri upacara pemakaman dengan didampingi oleh pengawalnya, Mike Banning.
Tak hanya Presiden AS, para pemimpin negara di seluruh dunia juga diketahui turut hadir dan berkumpul di London.
Hal tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Barkawi untuk melancarkan serangan aksi terorisme.
Beberapa anak buah Barkawi pun berhasil menyusup ke kerumunan dengan menyamar sebagai polisi dan petugas keamanan kerajaan.
Anak buah Barkawi pun langsung melakukan serangan.
Mereka meledakkan bom di limosin Perdana Menteri Kanada dan menembaki orang-orang yang ada di sana.