Batuan-batuan beku tersebut akan mengalami proses pelapukan apabila berada di udara terbuka. Batuan yang mengalami proses pelapukan paling cepat adalah batuan yang membeku di permukaan bumi karena bisa terpapar langsung oleh air hujan maupun panas matahari dan organisme tertentu.
Sementara itu, batuan-batuan di bawah permukaan juga tetap mengalami proses pelapukan, hanya saja harus melewati proses pengangkatan ke permukaan tanah terlebih dahulu yang terjadi melalui proses tektonik.
Setelah batuan menjadi lapuk, nantinya akan menjadi material sedimen melalui sebuah proses erosi.
Dalam proses erosi, air akan berperan paling banyak dalam siklus batuan. Air yang mengalir dapat mengangkut material-material pelapukan batu menuju tempat lain. Ada pula angin dan gletser yang mampu mengangkut material menuju tempat lain.
Material-material dari pelapukan batuan beku yang telah terangkut kemudian lama-kelamaan akan mengendap di suatu tempat.
Lama-kelamaan jumlah batuan yang mengendap semakin banyak dan semakin mengeras sehingga terbentuklah batuan sedimen.
Jika batuan sedimen yang berada di bawah permukaan bumi tidak tersingkap ke atas permukaan saat terjadi proses tektonik, maka batuan tersebut kemungkinan akan terkubur lebih dalam lagi.
Apabila batuan tersebut semakin terkubur, maka akan semakin besar kemungkinannya untuk terpapar suhu dan tekanan dari kompresi tektonik serta energi panas yang berasal dari panas bumi. Akibatnya, batuan akan berubah hingga menjadi batuan metamorf atau malihan.
Selanjutnya, batuan metamorf ini akan kembali menjadi magma dan dari magma ini nantinya akan mengalami proses selanjutnya hingga begitu seterusnya.
Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
Batuan beku merupakan batuan hasil pembentukan cairan magma, baik di dalam maupun di atas permukaan bumi sehingga tekstur yang terbentuk sangat bergantung kondisi pembekuannya.
Batuan beku terdiri dari 3 jenis, batuan beku dalam (plutonik), batuan korok (hypo-abyss), dan batuan beku luar (efusif).
Beberapa jenis batuan beku yang terdapat di alam adalah granit, granodiorit, diorit, andesit, gabro, basal, batu kaca (obsidian), dan batu apung.
Batuan sedimen adalah hasil dari litifikasi bahan rombakan batuan hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme. Untuk menjadi batuan sedimen, diperlukan adanya proses pelapukan, erosi, denudasi, litifikasi hingga akhirnya menjadi sedimen. Contoh batuan sedimen adalah batu pasir, konglomerat, gamping, dan lempung.
Batuan malihan adalah batuan hasil ubahan yang berasal dari batuan asal (batuan beku dan endapan) akibat proses metamorfosis atau proses yang dialami batuan asal akibat dari adanya tekanan atau temperatur yang sama-sama meningkat. Contoh batuan metamorf adalah batu sabak (slate) dan batu schist.
Baca Juga: Batuan Sedimen: Proses Terbentuk, Jenis dan Contoh
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.