Artinya:
“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang dilontar. Dengan nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam sebagai pujian orang yang bersyukur, pujian orang yang memperoleh nikmat sama memuji, pujian yang memadai nikmat-Nya, dan pujian yang memungkinkan tambahannya. Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji sebagaimana pujian yang layak bagi kemuliaan dan keagungan kekuasaan-Mu. Maha suci Engkau, kami tidak (dapat) menghitung pujian atas diri-Mu sebagaimana Kau puji diri sendiri. Hanya bagi-Mu pujian sebelum ridha. Hanya bagi-Mu pujian setelah ridha. Hanya bagi-Mu pujian ketika Kau meridhoi kami selamanya.”
Tuntunan Mengirimkan Doa Untuk Mayit
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, wa inna ila rabbina lamunqalibun, allahummaktubhu ‘indaka fil muhsinin, waj’al kitabahu fi ‘illiyyiin, wakhlufhu fi ahlihi fil ghabirin, wa la tahrimnaa ajrahu wala taftinna ba’dahu.
Artinya:
“Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali. Dan sesungguhnya kepada Tuhan kamilah kami kembali. Ya Allah, tuliskanlah ia di sisi-Mu termasuk golongan orang-orang yang baik. Jadikanlah catatannya di ‘illiyyin. Gantilah ia di keluarganya dari orang-orang yang meninggalkan. Janganlah Engkau haramkan bagi kami pahalanya dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya.”
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Ibnu Sholah, “dan hendaklah ia memperjelas doanya itu, bahwa ia berdoa untuk si Fulan.”
Quraish Shihab dalam bukunya bertajuk Doa Dalam Al-Quran dan Sunnah menjelaskan bahwa surat Al-Fatihah tidak hanya dibutuhkan oleh orang yang masih hidup, tapi juga untuk mengakhiri doa bagi orang yang telah meninggal dunia. Hal ini sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul.
Baca Juga: 6 Doa untuk Ibu yang Sedang Sakit, Semoga Segera Diberi Kesehatan
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.