Pada 1960-an, Indonesia mengalami gejolak, yang salah satunya dikarenakan Presiden Soekarno memposisikan Indonesia berlawanan dengan negara-negara Barat.
Sikap anti neo-kolonialisme dan neo-imperialisme menyebabkan Indonesia kehilangan dukungan politik maupun ekonomi dari luar negeri.
Indonesia kemudian mengalami krisis ekonomi yang berdampak pada harga yang membumbung tinggi.
Puncaknya krisis terjadi pada 1965, ketika Peristiwa G30S meletus dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dekat dengan Soekarno dituduh bertanggung jawab atas terbunuhnya enam jenderal TNI dan satu perwira.
Situasi politik Indonesia pun semakin kacau karena muncul sentimen anti-PKI dan anti-Soekarno.
Kemudian, pada 1966, rakyat dan mahasiswa menggelar demonstrasi guna memprotes Soekarno yang tidak banyak berbuat saat itu.
Isi Tritura
Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), dan organisasi lainnya seperti KABI, KASI, KAWI, KAGI, yang tergabung dalam Front Pancasila melakukan unjuk rasa.
Baca Juga: Mengenal Komunitas Historia Indonesia: Meningkatkan Apresiasi Sejarah Ibu Pertiwi
Beberapa organisasi tersebut melakukan demonstrasi di halaman Gedung DPR-GR pada 12 Januari 1966.
Para pengunjuk rasa menuntut tiga hal yang kemudian dikenal sebagai Tri Tuntutan Rakyat atau Tritura.
Isi Tritura adalah sebagai berikut.
1. Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI)
2. Pembersihan Kabinat Dwikora dari unsur-unsur yang terlibat G30S
3. Penurunan harga
Presiden Soekarno kemudian menganggap bahwa aksi unjuk rasa itu sebagai usaha membelokkan jalan revolusi ke kanan.
Oleh sebab itu, unjuk rasa semakin meluas dan para mahasiswa tetap pada pendirian serta tuntutannya.
Demikian penjelasan mengenai apa itu Tritura sekaligus latar belakang dan isinya sebagaimana di atas. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Contoh Soal Ujian Sekolah IPS Kelas 6, Lengkap dengan Kunci Jawabannya