Pada saat itu, VOC berhasil mempengaruhi Sultan Haji dan ia bersekutu dengan Belanda untuk mendapatkan Sultan Ageng Tirtayasa. Ternyata, Sultan Haji berkeinginan untuk menguasai Kesultanan Banten.
Dilansir dari buku Serang dalam Lintasan Sejarah oleh Kurniasih & Nur Rahmawati, pada tanggal 6 Maret 1682, VOC melakukan serangan dan berhasil menguasai daerah Tirtayasa termasuk Istana Surosowan. Sultan Haji bersikeras agar ayahnya kembali ke Surosowan.
Setelah berdiskusi dengan pihak Belanda, Sultan Haji mengirimkan surat kepada Sultan Ageng Tirtayasa yang berisi tentang keinginannya untuk berdamai. Tipu daya ini berhasil membujuk Tirtayasa untuk kembali ke istana.
Ketika kembali ke istana, Tirtayasa disambut dengan sangat baik oleh Sultan Haji dan pihak VOC. Tapi setelah beberapa saat tinggal di istana, beliau ditangkap oleh Belanda dan dibawa ke Batavia di tahun 1683.
Sultan Ageng Tirtayasa wafat di dalam penjara pada tahun 1692. Beliau dimakamkan di komplek pemakaman raja-raja Banten yang berada di sebelah utara Masjid Agung Banten.
Alasan Sultan Ageng Tirtayasa Menolak Kerja Sama
Dirangkum dari buku Ensiklopedia Pahlawan Indonesia dari Masa ke Masa oleh Riza Dwi Aningtyas, Sultan Ageng Tirtayasa tidak mau bersekongkol dengan VOC karena beberapa hal, yaitu:
Baca Juga: Penyebab Terjadinya Peristiwa Bandung Lautan Api, Simak Penjelasannya
- VOC menerapkan monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten.
- VOC menghalangi kegiatan perdagangan di Banten.
Blokade yang dilakukan oleh VOC terhadap kapal dagang dari Cina dan Maluku ke Banten berhasil dilakukan, sehingga membuat Tirtayasa semakin tidak menyukai VOC.
Perang gerilya pun dilakukan oleh pasukan Sultan Ageng Tirtayasa dengan merampas dan merusak kapal serta perkebunan teh pihak VOC. Belanda membalasnya dengan memblokade kapal-kapal yang menuju Banten.
- Kemajuan yang Dicapai oleh Sultan Ageng Tirtayasa untuk Banten
- Kejayaan Banten dirasakan oleh rakyatnya saat Sultan Ageng Tirtayasa berhasil memberikan perkembangan besar untuk masyarakatnya.