Ultimatum ini dilakukan supaya Tentara Republik Indonesia (TRI) mundur dari pusat kota.
Sehari sebelumnya, TRI di Yogyakarta memberi perintah supaya kota Bandung tidak dikosongkan. Akhirnya TRI dan masyarakat kemudian mundur ke selatan.
Pejuang dan masyarakat mengungsi sejauh 10 sampai 11 kilometer dari kota. Demi mempertahankan wilayah dari musuh, kota Bandung kemudian dibakar.
Masyarakat mengungsi ke selatan kota, kemudian para pejuang mulai membakar gedung dan bangunan.
Pembakaran dimulai dari Indisch Restaurant yang berada di utara Alun-alun (BRI Tower sekarang).
Masyarakat mulai membakar bangunan penting di sekitar kereta api dari. Pembakaran dilakukan dari timur ke barat kota Bandung.
Api merah yang berkobar menggambarkan semangat juang dan mempertahankan wilayah Bandung.
Baca Juga: Mengapa Jepang Membentuk BPUPKI? Berikut Alasan dan Sejarahnya
Tokoh Penting dalam Bandung Lautan Api
Kolonel Abdul Haris Nasution atau AH Nasution saat itu adalah Komandan Divisi III Tentara Republik Indonesia (TRI).
Peran AH Nasution dalam peristiwa Bandung Lautan Api adalah menyampaikan hasil musyawarah dari Majelis Persatuan Priangan pada 23 Maret 1946.
Selain itu, AH Nasution memerintahkan dan membawa masyarakat Bandung untuk mengungsi ke arah selatan bersama para tentara.
Mohammad Toha adalah seorang komandan pejuang dalam peristiwa Bandung Lautan Api.
Dalam peristiwa heroik tersebut, Mohammad Toha memiliki misi untuk menghancurkan amunisi dan senjata di gudang milik Sekutu.
Pada saat itu, Sekutu memiliki gudang amunisi yang berisi 18.000 ton bahan peledak dan ribuan senjata lainnya.
Walau sudah beberapa kali dilarang oleh atasan, namun Mohammad Toha tetap melakukan aksi pembakaran dan berhasil melaksanakan misinya.
Walau begitu, Mohammad Toha harus mengorbankan nyawanya dan ikut gugur bersama ledakan yang membumihanguskan Kota Bandung.
Sutan Syahrir adalah sosok yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia.
Bersama dengan AH Nasution, Sutan Syahrir berperan dalam pelaksanaan operasi "Bumi Hangus" di kota Bandung.
Keputusan itu diambil sebagai sikap atas ultimatum yang diberikan Inggris pada masyarakat dan para pejuang untuk menyerahkan wilayah Kota Bandung kepada penjajah.
Atje Bastaman adalah seorang wartawan muda dari harian Suara Merdeka. Peran Atje Bastaman dalam peristiwa Bandung Lautan Api adalah sebagai jurnalis yang menuliskan kronologi peristiwa Bandung Lautan Api dalam liputannya.
Atje Bastaman menyaksikan langsung proses pembakaran Kota Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut.
Liputan tersebut kemudian dimuat pada harian Suara Merdeka pada edisi 26 Maret 1946, dan membuat istilah Bandung Lautan Api menjadi dikenal.
Mayor Rukana adalah sosok komandan polisi militer di Bandung. Peran Mayor Rukana dalam peristiwa Bandung Lautan Api adalah sebagai tokoh pencetus ide pembakaran kota Bandung.
Hal ini dilakukan Mayor Rukana yang tidak rela Kota Bandung dikuasai oleh tentara Sekutu.
Meski Ismail Marzuki tidak terlibat langsung dalam perjuangan di peristiwa Bandung Lautan Api, namun namanya tetap dikenang hingga kini.
Saat itu justru Ismail Marzuki bersama sang istri menjadi bagian dari pengungsi yang pergi dari Bandung pada saat peristiwa itu terjadi.
Peristiwa yang dialaminya tersebut mengilhami Ismail Marzuki untuk membuat lagu berjudul Halo-halo Bandung, sebuah lagu nasional yang bercerita tentang suasana pada saat peristiwa Bandung Lautan Api.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: 6 Negara yang Pernah Menjajah Indonesia, Ada yang Berkuasa Selama 346 Tahun!