Prasasti yang ditemukan di Batutumpu, Desa Tugu Kecamatan Tarumajaya (Cilincing) di Kabupaten Bekasi dengan beraksara Palawa dan berbahasa Sangsakerta.
Tercatat bahwa pada prasasti ini terdapat lima baris kalimat yang berisi tentang penguasa dunia yang gagah berani, prabu yang setia serta penuh kepahlawanan, yang menjadi panji segala raja, yang termashur Purnawarman.
6. Prasasti Muara Cianten
Menurut laman Kompas.com, Prasasti Muara Cianten ditemukan di tepi Sungai Cisadane pada tahun 1918 dan merupakan salah satu prasasti tertua yang ditemukan di Indonesia.
Isi dari Prasasti Muara Cianten jika diterjemahkan secara bebas adalah sebagai berikut:
"Ini adalah tanda dari ucapan Rakryan Juru Pengambat pada tahun (Saka) Kawihaji (8) Panca (5) Pasagi (4), di mana pemerintahan negara dikembalikan kepada Raja Sunda."
Prasasti ini diduga berasal dari abad ke-4 Masehi dan menunjukkan bahwa pada masa itu telah ada kerajaan-kerajaan di wilayah yang sekarang menjadi Indonesia.
Prasasti Muara Cianten juga menunjukkan adanya hubungan politik dan perdagangan antara kerajaan-kerajaan di Nusantara dengan kerajaan-kerajaan di India.
Baca Juga: Sejarah dan Peninggalan Kerajaan Medang Kamulan, Mataram Kuno Jatim
7. Prasasti Pasir Awi
Prasasti Pasir Awi ditemukan di kawasan hutan perbukitan Cipamingkir, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Prasasti ini bukan berisi aksara seperti prasasti-prasasti pada umumnya, melainkan berupa pahatan gambar dahan, ranting, daun, buah-buahan, serta sepasang telapak kaki.
Pahatan gambar pada prasasti ini diyakini merupakan lambang-lambang kepercayaan animisme yang berkembang pada masa itu.
Prasasti Pasir Awi diperkirakan berasal dari abad ke-5 atau ke-6 Masehi, sehingga merupakan prasasti tertua yang ditemukan di wilayah Jawa Barat.
8. Naskah Wangsakerta
Tarumanegara memiliki sumber sejarah tertulis yang berasal dari naskah Wangsakerta, demikian dikutip dari Grid.ID.
Naskah ini menjelaskan bahwa Tarumanegara didirikan pada tahun 358 Masehi oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman.
Putranya, Dharmayawarman, kemudian menggantikannya dan memerintah dari tahun 382 hingga 395 Masehi.
Wangsakerta juga memberikan silsilah raja-raja Tarumanegara, termasuk Purnawarman (395-434 Masehi), Wisnuwarman (434-455 Masehi), dan Indrawarman (455-515 Masehi).
Baca Juga: Sejarah dan Isi Perjanjian Giyanti yang Sebabkan Kerajaan Mataram Pecah
9. Berita dari orang Cina
Dijelaskan dalam buku Sejarah SMP/MTs Kls VII (KTSP), Kerajaan Tarumanegara juga memiliki sumber sejarah dari luar negeri, yakni lewat berita dari orang Cina.
Mereka menyebut Kerajaan Tarumanegara dengan nama To-Lo-Mo di mana catatan dari Dinasti Sui menyebutkan bahwa pada pada 528 M dan 535 M datang utusan kerajaan itu.
Selain itu, ada pula Fa-Hien, seorang pendeta Buddha yang singgah selama lima bulan di To-Lo-Mo pada 414 M mengatakan bahwa mayoritas penduduk menganut agama Buddha.
Ada pula yang Hindu tapi jumlahnya tidak banyak. Namun, ada pula yang beragama bukan Hindu ataupun Buddha dan kemungkinan yang dimaksud adalah animisme.
Demikian tadi penjelasan mengenai sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara. Semoga bermanfaat!