Hingga pada akhirnya, gerakan demonstrasi pun muncul di tanggal 9 Januari 1905 dan menyebabkan tewasnya 1.000 demonstran akibat tembakan dari para aparat.
Peristiwa tersebut pun hingga kini dikenal sebagai peristiwa Bloody Sunday.
Adanya Bloody Sunday tahun tersebut semakin membuat gerakan Revolusi Rusia meluas yang dilakukan dengan berbagai cara.
Cara yang dilakukan oleh masyarakat Rusia pada saat itu adalah melakukan pemogokan politik dan ekonomi dari tanggal 7 Oktober - 13 Oktober 1905.
Karena peristiwa mogok massal ini, berbagai lembaga dan instansi di Rusia pun tidak dapat berjalan dengan baik di tanggal tersebut.
Hal ini membuat Tsar Nicholas II pun menandatangani Manifesto Perbaikan Tatanan Negara di tanggal 17 Oktober 1905.
Baca Juga: Memahami Revolusi Amerika: Latar Belakang, Penyebab, dan Dampaknya
Namun sayangnya, penandatanganan manifesto ini menyebabkan perpercahan kaum revolusioner karena kaum borjuis liberal membentuk partai-partai dan menarik diri dari gerakan tersebut.
Langkah tersebut membuat pemberontakan senjata api di Moskow terjadi di Desember 1905 karena kaum borjuis liberal menganggap manifesto sebagai tindakan taktik otoriter.
Hingga pada akhirnya, Revolusi Rusia pun berakhir di tahun 1907 dan menghasilkan beberapa dampak ke dalam kehidupan negara tersebut hingga saat ini.
Dampak Revolusi Rusia
Setelah revolusi selesai, peristiwa tersebut memberikan tiga dampak ke dalam kehidupan masyarakat Rusia hingga saat ini, yakni:
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.