Kingdom plantae terbagi menjadi 3 jenis, yaitu filum pterydophyta (tumbuhan paku), bryophyta (tumbuhan lumut), dan spermatophyta (tumbuhan berbiji).
1. Pteridophyta (Tumbuhan Paku)
Pterydophyta atau tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang telah memiliki batang, akar, dan daun sejati, berkembang biak dengan spora (kormofita berspora) dan mengalami suatu pergiliran keturunan.
Tumbuhan paku juga memiliki klorofil, pembuluh angkut xilem dan floem, dan berakar serabut. Pada umumnya di darat terutama di daerah hutan hujan tropis. Tetapi, ada beberapa jenis tumbuhan paku yang hidup mengapung di air.
Jenis tumbuhan paku:
Paku ekor kuda (Spenopsida): Disebut ekor kuda karena bentuk batangnya yang mirip ekor kuda. Tumbuh di daerah subtropis atau tempat yang lembab. Sporangium berupa strobilus, Gametofit biseksual dan memiliki klorofi. Jenis paku ini merupakan paku homospora (menghasilkan satu macam spora) dengan jumlah spesiesnya sekitar 15 spesies, contohnya, Equisetum.
Paku kawat (Lycopsida): Paku kawat dapat menghasilkan dua macam spora (heterospora), pada gametofitnya tidak memiliki klorofil. Gametofitnya juga terdiri dari dua yaitu biseksual dan uniseksual. Jumlah spesiesnya paku kawat adalah sekitar 1000 spesies, contohnya, Lycopodium dan Selaginela.
Paku sejati (Pteriopsida): Memiliki batang, akar dan daun sejati. Pada daun muda tumbuh menggulung (circinnatus). Jumlah spesiesnya paling banyak, yaitu sekitar 12.000 spesies. Contohnya adalah Suplir (Adiantum cuneatum) dan Semanggi (Marsilea crenata).
Paku purba (Psilopsida): Jenis ini menghasilkan satu macam spora (homospora). Pada gametofitnya tidak memiliki klorofil dan nutrisi yang diperoleh dari simbiosis dengan jamur. Jumlah spesies tumbuhan paku hampir punah yaitu tersisa 10-13 spesies. Contohnya adalah Psilotum dan Rynia.
Spermatophyta dibagi menjadi dua subdivisi, yaitu angiospermae (berbiji tertutup) dan gymnospermae (berbiji terbuka). Spermatophyta ada yang hidup di darat dan beberapa ada yang hidup di air, contohnya, teratai.
Spermatophyta memiliki organ biji atau bunga yang dihasilkan oleh bunga atau strobilus. Spermatophyta juga sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia, misalnya, sebagai makanan pokok ada padi, sagu, dan jagung.
Jenis-jenis spermatophyta (tumbuhan berbiji) di antaranya:
Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan yang bakal bijinya berada di dalam bakal buah. Ciri-cirinya di antaranya, yaitu daunnya lebar dan berbentuk pipih; tulang daunnya berbentuk menjari, menyirip, sejajar atau melengkung; hidupnya sebagai perdu, pohon, semak dan herba; alat perkembangbiakannya berupa benang sari dan putik; memiliki bunga sejati dengan perhiasan berupa mahkota dan kelopak bunga. Berdasarkan jumlah keping bijinya, angiospermae dibagi menjadi dua kelas, yaitu monokotil atau tumbuhan berbiji yang berkeping satu atau tunggal dan dikotil yang memiliki dua daun lembaga (dikotiledon).
Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospernae) merupakan tumbuhan yang bakal bijinya tidak ditutupi atau dilindungi oleh bakal buah. Ciri-ciri gymnospernae diantaranya yaitu memiliki alat kelamin yang terpisah (sel telur terdapat dalam strobilus betina dan serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan); bakal biji tersusun dalam strobilus (alat perkembangbiakan yang berbentuk kerucut,); batang dan akarnya berkambium sehingga dapat tumbuh membesar; daunnya kaku, tebal, dan sempit; tulang daun tidak beraneka ragam; tidak memiliki bunga sejati; akarnya berbentuk tunggang; basanya pohon atau perdu tidak ada yang berupa herba. Gymnospernae dibagi menjadi 4 kelas, yakni Ginkgoinae, Cycadinae, Gnetinae, dan Coniferinae.
3. Bryophyta (Tumbuhan Lumut)
Bryophyta tidak mempunyai organ sejati seperti batang, akar, atau daun, serta tidak mempunyai pembuluh angkut xilem dan floem. Bryophyta mempunyai suatu rhizoid kecil yang membuatnya dapat menempel di tanah. Bryophyta biasanya tumbuh di daerah yang lembab dan teduh. Bryophyta adalah sebuah tumbuhan peralihan antara tumbuhan berkormus (kormofita) dengan tumbuhan bertalus (talofita). Bryophyta juga mengalami metagenesis dan mengalami suatu pergiliran keturunan. Beberapa tumbuhan lumut yang hidup di daerah hutan hujan dapat dijadikan sebagai penahan erosi serta digunakan untuk menyerap air.
Jenis-jenis bryophyta di antaranya adalah sebagai berikut.
Bryopsida (lumut daun) merupakan lumut sejati karena bentuk tubuhnya menyerupai tumbuhan kecil yang memiliki batang, akar dan daun sejati. Hidup berkelompok untuk membentuk hamparan tebal seperti beludru, contohnya, Spagnum dan Polytrihcum.
Hepaticopsida (lumut hati) merupakan lumut berumah dua (deoceus). Berbentuk talus, berlobus seperti bentuk hati manusia. Selain itu, jenis lumut ini membentuk zigot. Reproduksi aseksual dengan cara fragmentasi dalam pembentukan spora dan gemmacup (struktur khas yang ada pada sebuah gametofit yang berupa mangkok dan mengandung suatu kumpulan lumut kecil). Gemma dapat tersebar dan lepas oleh air yang kemudian tumbuh dan membentuk lumut baru. Pada reproduksi seksual dengan cara fertilisasi antara ovum dan sperma. Contohnya adalah marchantia polimorpha.
Anthocerotopsida (lumut tanduk) memiliki gametofit serupa dengan lumut hati, namun letak pada sporofitnya berbeda. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul yang memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit. Contohnya adalah anthoceros laevis.