Sonora.ID - Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang signifikan.
Hal ini ditandai dengan nilai ekonomi digital tahun 2022 yang mencapai angka USD 77 miliar atau tumbuh 22% (yoy) dan diproyeksikan akan meningkat hampir 2 kali lipat hingga USD 130 miliar pada tahun 2025.
Sejalan dengan kondisi ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan pemerintah terus mendorong berbagai upaya dalam mengakselerasi potensi ekonomi digital tersebut melalui berbagai inovasi kebijakan.
“Yang perlu kita ingat bahwa 10 hingga 13 tahun ke depan adalah momentum yang sangat penting bagi Indonesia karena bonus demografi hanya akan berlangsung sampai tahun 2038," ungkap Menko Airlangga saat menghadiri Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) tahun 2023 yang diadakan di Jakarta Convention Center pada tanggal 8 – 10 Mei 2023.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan melalui FEKDI 2023, setiap pihak memperkuat akselerasi sinergi dan inovasi menuju Indonesia Maju.
Perry mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam transformasi digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Dorong Inovasi Ekonomi Digital, KPwBI Sumut Gelar Pre Event FEKDI 2023
“Bank Indonesia berkomitmen untuk menjadikan ekosistem sistem pembayaran menjadi episentrum ekonomi keuangan digital Indonesia, melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI). Hadirnya QRIS, BI-FAST, dan Standar Nasional Open API (SNAP) menyatukan satu nusa dan bahasa konektivitas pembayaran, serta dalam semangat satu bangsa Indonesia melalui konsolidasi antara industri pembayaran dan e-commerce membentuk bangsa digital.” ujar Perry.
Sementara itu, dukungan dan komitmen terhadap program inklusi keuangan digital yang dicanangkan Pemerintah, juga disampaikan Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy.
Menurutnya, komitmen ditunjukkan untuk mendorong digitalisasi dalam sektor keuangan untuk inklusi keuangan.