Sonora.ID – Belakangan muncul istilah generasi baru yang disebut strawberry generation atau generasi stroberi.
Sebutan ini sendiri pertama kali muncul dari negara Taiwan dan ditujukan kepada generasi yang lahir pada tahun 2000-an.
Lantas apa itu generasi strawberry? Kemudia mengapa buah strawberry? Hal ini dikarenakan buah strawberry dilambangkan sebagai buah yang indah, lucu, menarik, dari luar tetapi mudah hancur ketika mendapat tekanan.
Oleh karena itu, istilah generasi stroberi merujuk pada para anak muda yang kreatif dan cemerlang, tetapi mudah hancur kala mendapat tekanan sosial.
Mereka pun disebut tidak mau bekerja keras untuk mendapat hasil yang diinginkan.
Baca Juga: Menciptakan Generasi Tukang Bully! Ini 5 Dampak Sering Membentak Anak
Generasi strawberry sendiri seringkali mendapatkan reputasi buruk terutama di dunia kerja.
Misalnya para generasi stroberi kerap dianalogikan sebagai generasi muda yang tidak kompeten.
Sebagai contoh lain, pastinya kita sering mendengar cerita dari orangtua pada zaman mereka, "kekerasan" (dalam mendidik) merupakan hal yang "wajar" yang membuat mereka jera dan tidak melakukan kesalahannya lagi.
Namun, berbeda pada anak zaman sekarang, mereka akan merasa tidak adil dan malah membantah orangtuanya, serta selalu beranggapan bahwa mereka bukan dididik, melainkan disakiti.
Nah, supaya lebih paham lagi, mari kita simak karakteristik generasi strawberry berikut ini.
Karakteristik Generasi Strawberry
Ada beberapa faktor yang membuat generasi muda disebut sebagai strawberry generation.
Hal itu terlihat pada karakteristik serta perilaku yang muncul dalam kehidupan sosial maupun dunia kerja.
Karakteristik itu pun dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, karakteristik positif, dan karakteristik negatif.
Karakteristik Negatif Generasi Strawberry
Generasi stroberi kerap dianggap lemah karena mereka memiliki karakteristik yang cenderung egois. Berikut beberapa contoh karakteristiknya:
1. Rasa memiliki hak atas diri sendiri
Faktor yang satu ini mungkin dipengaruhi oleh pola asuh keluarga yang diduga terlalu sering dimanjakan oleh orangtua atau lingkungan pengasuhan yang "terlalu nyaman".
Kondisi tersebut membuat seseorang merasa memiliki hak atas diri sendiri, namun tidak sadar pada realitas yang terjadi.
Beberapa manajer HRD sempat menggambarkan para generasi stroberi dalam dunia kerja khususnya di proses negosiasi gaji.
Kebanyakan dari mereka seringkali meminta gaji dan tunjangan yang lebih tinggi tanpa menawarkan sesuatu yang berharga sebagai gantinya.
Dengan kata lain, mereka tidak mengetahui kapasitas diri sendiri apakah mereka layak digaji tinggi atau tidak.
2. Tidak mau bertanggung jawab
Mereka yang enggan bertanggung jawab dari kesalahan yang diperbuat merupakan karakteristik generasi stroberi selanjutnya.
Biasanya mereka tidak mampu melihat kesalahan dan tidak apa upaya untuk memperbaikinya.
Bahkan mereka cenderung mengandalkan orang lain untuk memecahkan masalah yang dibuat oleh diri sendiri.
Baca Juga: 5 Mitos Generasi 90-an yang Ngawur Tapi Banyak yang Percaya
3. Mudah rapuh
Persis ibarat buah stroberi yang ditanam dalam pot cantik yang dijaga, dirawat serta diperhatikan secara khusus.
Namun setelah stroberi itu dipanen, dijual dan berdampingan dengan buah-buahan lain, mereka akan mudah sekali tertekan, hancur dan rusak.
Dalam realitas kehidupan, tidak semuanya dapat berjalan sesuai rencana. Mereka yang seringkali tidak tahan bila menghadapi situasi tertentu.
Sifat-sifat seperti mudah mengeluh, mudah menyerah atau bahkan mudah tersinggung sangat mencirikan para generasi stroberi.
4. Memiliki harapan yang tidak realistis
Dalam dunia kerja, generasi stroberi cenderung memiliki harapan yang tidak realistis.
Mungkin mereka akan menganggap apa yang diinginkan akan segera terwujud dan dapat memenuhi keinginan.
Tetapi dalam kehidupan nyata, realitas yang terjadi tidak seindah itu. Para pekerja generasi stroberi dipandang sebagai orang yang membangkang, lamban dalam bekerja, manja, egois dan sombong.
Karakteristik Positif Generasi Strawberry
Para generasi stroberi tidak hanya menunjukkan karakteristik negatif dan manja.
Mereka juga memiliki karakteristik yang positif yang bisa diacungi jempol dalam dunia kerja.
1. Bekerja tidak hanya demi uang
Generasi stroberi cenderung tidak menerapkan prinsip asal bekerja hanya demi uang.
Meski memenuhi kebutuhan adalah prioritas utama, namun banyak pertimbangan yang juga menjadi prioritas bagi mereka dalam bekerja.
Misal bekerja sesuai passion yang membuat mereka fokus pada pengembangan diri.
Hal ini pula yang membuat mereka miliki ide-ide cemerlang dan kreativitas yang lebih unggul dari generasi sebelumnya.
2. Suka tantangan
Pekerjaan yang biasa-biasa saja bahkan dengan rutinitas yang itu-itu saja akan dianggap sebagai sesuatu yang membosankan.
Strawberry generation sangat menyukai tantangan baru untuk menguji dan mengasah kemampuan mereka.
Hal itu juga dapat membantu mereka dalam pengembangan karier dan kehidupan profesional di masa mendatang.
3. Tidak takut menyampaikan pendapat
Generasi stroberi memiliki kecenderungan untuk berbicara dengan lugas dan tidak takut menyampaikan pendapatnya.
Mereka juga dikenal berani menyampaikan ide-ide cemerlang dan mendorong inovasi baru demi kemajuan perusahaan.
4. Mengikuti perkembangan zaman dan teknologi
Jika mengacu pada tahun kelahiran, para generasi stroberi juga mirip dengan generasi milenial dan gen Z yang mengikuti perkembangan teknologi dan zaman.
Mereka lebih aktif menjelajahi, menggunakan internet serta media sosial dan beberapa teknologi terkini.
Generasi ini juga lebih memahami teknologi daripada generasi sebelumnya.
Hal itu berarti kehadiran mereka dapat membantu dalam pengembangan perusahaan yang berfokus pada inovasi hingga teknologi yang kini semakin kompetitif.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.