Palembang, Sonora.ID- Tiktoker Bima Yudho Saputro kembali membuat kontroversi setelah dirinya memberikan kritikannya untuk Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Dr. Rahma Shanty Zinaida, pakar Komunikasi Sumsel kepada Sonora FM Palembang (10/05/2023) mengatakan bahwa dalam proses kritikan Bima tidak masalah hanya disayangkan banyak anak-anak muda saat ini tidak memahami tentang literasi digital.
Seseorang yang mau masuk dunia digital harus memahami dengan benar literasi digital.
“Literasi digital ada empat pilar: digital ethic, digital safety, digital skill, digital culture. Empat pilar ini harus dipahami anak muda. Kalau tidak siap jangan coba-coba karena ada undang-undang ITE. Seleb dunia maya sering mengambil jalan instan bagaimana menjadi orang di dunia digital,” ujarnya.
Ia menilai komunikasi Bima termasuk dalam komunikasi agresif, apa yang dirasakan, apa yang diopinikan harus dikomunikasikan secara massif atau keras.
Dengan mengintimidasi, mengkritik, menyerang sehingga yang keluar dari mulutnya tidak berdasar apa yang ingin orang lain dengar.
Baca Juga: Komentar Pengamat Hukum Perihal Fenomena Bima Lampung
“Kalau mengkritik orang lain bila disampaikan dengan baik maka orang senang mendengarnya, bila disampaikan dengan cara yang salah orang yang berfikiran sama bisa tidak sesuai dengan apa yang didengar,” pungkasnya.
Setiap orang punya hak dengan gaya komunikasi yang berbeda.
Dari apa yang dilakukan Bima kadang bicara lembut, kadang mencontoh, kadang seperti aktifis, kadang keras artinya ia tidak konsisten dan membuat orang bertanya-tanya, orang seperti apa dia.