Tari ini dipentaskan pada acara-acara sakral saja, seperti upacara kerajaan atau memperingati kenaikan tahta sultan.
Namun karena ada pembagian dua wilayah, Yogyakarta dan Surakarta, Tari Serimpi pun mengalami perkembangan gerakan yang berbeda meskipun memiliki gerakan inti yang sama.
Hingga saat ini, tari tersebut masih dikembangkan di empat kawasan bekas Kerajaan Mataram Islam, yaitu Yogyakarta, Surakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.
Tidak berbeda jauh dengan tari tradisional yang ada di Indonesia, Tari Serimpi juga memiliki properti khusus yang digunakan oleh para penari.
Properti yang digunakan meliputi keris kcil atau cundrik, jebeng, tombak pendek, jemparing, dan pistol berdasarkan laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk properti pakaian yang digunakan, penari akan memakai mekak, selendang, hiasan burung kasuari, sanggul, centhung, cunduk mentul, kalung, gelang, anting-anting, sampur, dan jarit.
Seluruh properti tersebut merupakan hasil dari perkembangan Tari Serimpi karena pada awalnya, penari tari tradisional ini hanya menggunakan dodotan dan gelung bokor sebagai hiasan kepala.
Terdapat tiga gerakan inti yang digunakan ketika melakukan penampilan Tari Serimpi, yakni:
Baca Juga: 13 Properti Tari Kuda Lumping, Tarian Tradisional asal Jawa
1. Gerak Maju Gawang
Gerakan ini dilakukan dengan cara berjalan maju menuju tempat pentas dengan sikap jalan tertentu. Kemudian, gerakan akan diakhiri dengan sikap duduk.
2. Gerak Pokok
Berikutnya, terdapat gerakan inti yang disesuaikan dengan tema tarian. Sebagai contoh, jika tema yang diangkat itu tentang perang, maka gerak pokok akan menyimbolkan peristiwa perang tersebut.
3. Gerak Mundur Gawang
Gerakan inti terakhir dari Tari Serimpi adalah gerak mundur gawang atau gerakan meninggalkan tempat pentas sebagai tanda akhir bahwa penampilan sudah berakhir.
Sedangkan untuk pola lantai yang digunakan ketika sedang membawakan Tari Serimpi adalah:
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.