Puluhan Orang Jadi Korban Loker Palsu Kebun Binatang Bandung

26 Mei 2023 22:43 WIB
GM Bandung Zoo Petrus Arbeny/Peter (kaos hijau) saat memberikan keterangan kepada media atas adanya penipuan loker di Bandung Zoo, Jumat (26/5/2023)
GM Bandung Zoo Petrus Arbeny/Peter (kaos hijau) saat memberikan keterangan kepada media atas adanya penipuan loker di Bandung Zoo, Jumat (26/5/2023) ( Sonora.ID)
Bandung, Sonora.ID - Kasus penipuan penerimaan karyawan baru kembali terjadi di Kota Bandung. Kali ini menimpa Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo.
 
Peristiwa ini mulai terungkap pada Rabu (24/5/2023) lalu, dimana ada puluhan orang yang datang ke Bandung Zoo dengan maksud untuk memulai bekerja sebagai karyawan paruh waktu sesuai dengan kontrak yang sudah disepakati.
 
Menanggapi hal ini, manajemen Kebun Binatang Bandung langsung memberikan klarifikasi, bahwa Bandung Zoo tidak membuka lowongan pekerjaan (loker).
 
"Tidak ada lowongan pekerjaan. Sampai saat ini kami memang tidak membuka lowongan pekerjaan. Kalau pun ada itu pasti resmi lewat kepersonaliaan, seperti interview atau wawancara sesuai klasifikasi atau kriteria yang dibutuhkan, dan tidak dipungut biaya," ucap HRD Kebun Binatang Bandung, Wawan Setiawan saat jumpa pers di Bandung Zoo, Jumat (26/5/2023).
 
Wawan memaparkan, bahwa apa yang dialami oleh puluhan orang itu adalah murni penipuan. Pihaknya pun sudah melaporkan kasus ini ke kepolisian sektor Coblong Kota Bandung.
 
"Ya ini jelas penipuan. Mereka berjumlah 41 orang yang ditawarkan bekerja sebagai zookeper, asisten dokter hewan, wakil kepala edukator, tiketing, hingga staf keuangan," papar Wawan.
 
Sementara itu, General Manager Bandung Zoo, Petrus Alberny (Peter) menegaskan, bahwa penipuan lowongan kerja ini dilakukan oleh seorang oknum berinisial FM yang merupakan freelance atau sukarelawan.
 
"Oknum ini freelance volunteer untuk grup, yang bekerja saat ada wisatawan yang berkunjung secara berkelompok atau grup. Dan saya tegaskan oknum itu bukan karyawan tetap kami,” tegas Peter.
 
"Cara oknum ini adalah melakukan perekrutan dengan memalsukan nama perusahaan, oknum ini dalam suratnya menggunakan nama PT Margasatwa Tamansari, padahal kami ini Yayasan Margasatwa Tamansari, logonya pun salah, mencatut nama-nama kami, bahkan memungut biaya administrasi kepada para korban mulai dari 500 ribu hingga satu juta Rupiah," paparnya.
 
Peter menambahkan, selain mereka datang karena merasa sudah diterima, pihaknya pun menerima laporan dari korban lainnya, sehingga jumlahnya menjadi puluhan.
 
Diketahui, pihak Yayasan Margasatwa Tamansari pun sudah melakukan beberapa upaya atas masalah tersebut, seperti melaporkan kasus ke kepolisian, serta memanggil FM melalui surat panggilan hingga mendatangi langsung ke kediamannya.
 
Namun FM selalu tak bisa ditemuin karena tidak ada di kediamannya.
 
"Kami sudah layangkan surat panggilan resmi dari manajemen ke FM. Karena tidak ditanggapi dan harusnya dia datang tapi tak datang, maka kami lapor ke Polisi dan mungkin korban akan kami arahkan agar lapor ke Polisi," tutup Peter.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Baca Juga: Lintas dari Stasiun Bandung Hingga Stasiun Banjar Diperiksa Jelang Pemberlakuan GAPEKA 2023

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm