Surabaya, Sonora.ID – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi turut menyampaikan duka cita atas meninggalnya mantan Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana (49) yang menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit HCOS atau Rumah Sakit Premier Surabaya sekitar pukul 23.17 WIB pada Sabtu (27/05/2023).
Eri turut mengawal langsung jenazah almarhum mulai dari rumah duka, ke masjid untuk dishalatkan hingga dimakamkan di TPU Keputih.
Seusai pemakaman, Wali Kota Eri mengatakan, Whisnu Sakti Buana adalah sosok sahabat, saudara, sekaligus seorang guru bagi dirinya. Menurutnya, tanpa ada Wakil Wali Kota sepertinya, Surabaya tidak akan bisa menjadi kota yang seperti saat ini.
"Saya mendoakan dengan seluruh warga Surabaya, semoga Mas Whisnu Sakti Buana diampuni dari segala dosanya. Diterima semua amal kebajikannya dan diberikan tempat yang paling mulia dari gusti Allah SWT," kata Eri Cahyadi.
Wali Kota tak hadir sendiri, tampak pula di kediaman Whisnu Sakti Buana jajaran dari keluarga Pemkot Surabaya.
Baca Juga: Lirik Lagu Dream Catcher - Moonbin dan Sanha ASTRO, dengan Terjemahan
Eri bersama jajarannya berjanji, akan meneruskan kebaikan-kebaikan dan perjuangan yang selama ini dilakukan oleh mantan Wali Kota Surabaya tahun 2021 tersebut.
"Kami, Pemkot Surabaya dan saya pribadi serta seluruh jajaran bisa meneruskan perjuangan almarhum Whisnu Sakti Buana, bisa meneruskan kebaikan kebaikan yang selama ini ditebar Mas Whisnu Sakti Buana. Baik sebagai ketua DPC PDI Perjuangan maupun sebagai Wakil Wali Kota Surabaya," ujar Eri.
Dari kacamata Eri Cahyadi, sosok Whisnu Sakti Buana bukan hanya sosok keluarga dan guru. Baginya, almarhum sudah dianggap sebagai kakak olehnya.
"Satu kenangan terindah meskipun beliau menjadi wakil wali kota bermain ke rumah saya. Beliau duduk di teras rumah saya sambil rokokan (merokok) tidak mau diatas kursi, tidak mau di ruang tamu, tapi di teras. Dan sifat beliau tidak pernah berubah sampai beliau menjadi Wali Kota Surabaya," ucapnya sembari mengingat-ingat sosok Whisnu.
Eri menambahkan, pelajaran yang ia petik selama mengenal sosok Whisnu adalah kerendahan hatinya. Di semasa hidupnya, Whisnu tidak pernah memandang derajat maupun jabatannya sebagai wali kota maupun wakil wali kota.
"Beliau mengutamakan rasa persaudaraan. Itu yang saya ambil hari ini, saya terapkan sebagai Wali Kota Surabaya, karena sampai kapanpun beliau kakak saya, senior saya dan guru saya," imbuhnya.
Kehilangan yang mendalam sangat dirasakan oleh Eri. Orang nomor satu di lingkungan Pemkot Surabaya itu masih tak menyangka, kalau salah satu orang panutannya pergi begitu cepat.
"Kaget, dengan kabar Mas Whisnu tadi pagi, sekitar jam satu dini hari. Kabarnya beliau punya penyakit jantung, mungkin karena itu beliau menghembuskan napas terakhirnya. Tapi sebelumnya sering bertemu bahkan beberapa hari lalu bertemu ketika ada acara, beliau seakan akan sehat karena itulah beliau disayang sama gusti Allah," tandasnya.
Baca Juga: Dari Eri Cahyadi, Bambang DH sampai Djarot Tegaskan Bung Karno Lahir di Surabaya