Makassar, Sonora.ID - Karantina Pertanian Makassar manggandeng Export Centre Makassar (ECM) yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementrian Perdagangan untuk meningkatkan ekspor komoditas di Sulsel.
Kepala Karantina Pertanian Makassar, Lutfie Natsir mengatakan, kerjasama tersebut sejalan dengan program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Kementrian Pertanian.
“Kami disini memfasilitasi eksportir dengan membuka klinik ekspor, selain memberikan informasi tentang persyaratan karantina kami juga memberikan informasi tentang prosedur ekspor ke negara tujuan,” tutur Lutfie dalam keterangannya, Jumat (2/6/2023).
Lutfi mengungkapkan, sebelumnya pihaknya telah memiliki Klinik Ekspor yang digunakan sebagai wadah untuk memfasilitasi para eksportir, khususnya perusahaan baru yang ingin mengetahui informasi tentang persayaratan karantina serta persayaratan negara tujuan.
Baca Juga: Udang, Tuna, Lemuru, dan Tongkol Jadi Penyumbang Produksi Perikanan Tertinggi Jatim Selama 2022
Menurut data Karantina Pertanian Makassar, saat ini terdapat beberapa komoditas unggulan untuk ekspor.
Antara lain cabai, manggis, pisang, talas, kakao, mede, cengkeh, lada, kopi, kelapa dan turunannya, porang, jagung, karet, markisa, bat guano, kulit reptil kering, kupu-kupu awetan dan sarang burung walet.
Sementara itu, pihak ECM yang diwakili oleh Tenaga Ahli Bidang Standarisasi Produk, Chairil Burhan menuturkan, peningkatan ekspor di Sulsel ini sangat bergantung pada kerjasama antar instansi terkait.
Ia menyebut, selain Karantina Pertanian Makassar, ECM juga telah bekerjasama dengan beberapa instansi, salah satunya adalah Bea Cukai.
"Kami dari ECM berharap bahwa sinergitas antar lembaga ini akan meningkatkan ekspor di Sulsel. Karena pada dasarnya kami siap untuk ikut dalam setiap kegiatan dari Karantina Pertanian untuk melakukan sosialisasi terkait percepatan ekposr komoditas di Sulsel,”tuturnya.
Baca Juga: Batu Mulia di Ujung Kabupaten Wonogiri, Sudah Ekspor hingga ke Eropa