Banjarmasin, Sonora.ID - Berkali-kali Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Diklat Banjarmasin menggelar razia, rupanya tak membuat oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) jera keluyuran saat jam kerja.
Entah apa yang membuat mereka tak jera. Namun tampaknya, belum ada tindakan represif dari BKD dan Diklat, selaku pihak berwenang hingga dianggap seperti angin lalu.
Seperti halnya pagi tadi, Selasa (06/6), BKD dan Diklat bersama Satpol PP Banjarmasin kembali menggelar razia ASN di kawasan Anang Adenansi, Banjarmasin Tengah. Tepatnya di kawasan RTH Kamboja.
Setidaknya terjaring sebanyak 21 ASN karena keluyuran melintas di kawasan itu saat jam kerja.
"Dari pukul 09.00-10.00 WITA ada 9 pegawai Pemko Banjarmasin dan 12 pegawai Pemprov Kalsel terjaring. Sebagian besar keluar tanpa surat izin atau tugas dari atasannya," ucap Kabid Mutasi, Promosi, Penilaian dan Evaluasi Kerja ASN, Miftah Al Hajir, kepada Smart FM Banjarmasin.
Baca Juga: Viral Dugaan Pelecehan Oknum Jukir! Begini Kata Dishub Banjarmasin
Miftah menekankan, bagi mereka yang keluyuran dan tidak memiliki surat izin, diminta segera melengkapi izin dari SKPD yang bersangkutan untuk dapat diserahkan kepada BKD Diklat hari ini juga.
Dan apabila nantinya mereka tidak bisa menunjukkan surat izin, maka akan diberikan sanksi. "Baik itu peringatan ataupun teguran tertulis," klaimnya.
"ASN yang tidak memiliki izin keluar ada 19 orang dan hanya 2 orang yang memiliki izin," sambungnya.
Lebih lanjut Ia mengklaim, bahwa razia ini juga akan menyasar tempat lainnya untuk menjaring para ASN yang keluyuran di jam kerjanya.
"Nanti akan diperluas hingga ke pusat perbelanjaan hingga ke pasar tradisional," ungkapnya.
Salah seorang ASN yang terjaring razia mengatakan bahwa dirinya sedang keluar karena ada urusan yang perlu dilakukannya.
Sri mengungkapkan tidak memiliki surat izin karena ingin cepat melakukan urusan, sehingga tidak sempat meminta surat izin ke sekolah.
"Tadi disekolah sedang berlangsung Penilaian Akhir Semester, karena ingin minta rujukan di rumah sakit maka tadi minta izin keluar," ujar Sri Yani, salah seorang guru di SMP Negeri 17 Banjarmasin.