Pada bagian batang kecapi dibentuk seperti perahu dan umumnya akan menggunakan bahan baku kayu agar bisa bertahan lebih lama, misalnya, kayu nangka.
Kecapi juga diyakini berasal dari daerah Kuningan Jawa Barat. Penggunaan alat musik kecapi biasanya akan dijadikan sebagai pengiring musik dengan alunan lembut dan mendayu-dayu.
Ekstensi dari alat musik kecapi pertama kali diketahui pada sebuah kunjungan kenegaraan. Alat musik kecapi bahkan digunakan pada penyambutan Presiden RI ke-2 Soeharto tahun 1969 di Ujung Pandang Makassar.
Alat musik kecapi ini memiliki dua fungsi, yakni sebagai induk atau indung dan sebagai rincik atau anak.
Kecapi sebagai pemimpin iringan musik yang akan dimainkan dengan cara memberikan intro, bridges, interlude hingga memberikan tempo ketika memainkan suatu tembang lagu.
Pada fungsi ini kecapi induk memiliki 18 hingga 20 dawai yang tentunya akan lebih besar dibandingkan dengan kecapi anak.
Sebagai rincik kecapi berfungsi memperkaya iringan musik dengan mengisi ruang antara nada dengan frekuensi yang lebih tinggi.
Keberadaannya akan lebih terasa ketika untuk memainkan lagu yang di dalamnya ada kecapi suling atau sekar panambih.
Kecapi anak memiliki ukuran lebih kecil dan untuk jumlah dawainya lebih sedikit dibandingkan dengan kecapi induk, yaitu sekitar 15 dawai.