2. Memiliki satu permasalahan utama
Cerpen hanya memiliki satu permasalahan yang diangkat. Oleh karena itu, jumlah tokoh yang terlibat serta konflik yang muncul biasanya tidak terlalu banyak.
3. Karakter tokoh tidak secara mendalam
Dalam cerpen, karakter tokoh hanya dikembangkan sesuai kebutuhan cerita, tergantung pada perubahan kejadian yang mempengaruhi jalannya cerita.
4. Terbatas dalam latar tempat dan waktu
Cerpen biasanya memiliki latar tempat dan waktu yang terbatas. Hal ini bertujuan agar pembaca dapat lebih fokus pada alur cerita dan konflik yang terjadi.
5. Tidak bertele-tele
Cerpen ditandai oleh kepadatan, penekanan, dan pendalaman cerita. Dengan kata lain, cerpen tidak menggunakan kata-kata yang berlebihan atau bertele-tele.
6. Menekankan fokus dan kedalaman konflik
Pengolahan konflik dalam cerpen lebih berfokus dan mendalam, meskipun masalah yang diangkat sebenarnya sederhana.
7. Terintegrasi dan spesifik
Setiap bagian dalam cerpen memiliki hubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain untuk menyampaikan ide atau pesan dari penulis.
8. Sumber cerita bersifat fiktif
Cerpen cenderung bersifat fiksi, artinya cerita dan peristiwa yang diangkat dalam cerpen tersebut biasanya tidak nyata. Namun, jika hal itu terjadi dalam kehidupan nyata, masih tetap bisa dipertimbangkan secara logis.
Cerpen umumnya memiliki beberapa struktur yang penting dalam menyusun sebuah cerita pendek. Struktur tersebut yakni sebagai berikut.
Unsur cerpen terbagi menjadi dua, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Unsur intrinsik cerpen terdiri dari tema, alur, latar, gaya bahasa, tokoh, sudut pandang, dan amanat.
Sementara itu, unsur ekstrinsik cerpen yakni latar belakang pengarang, nilai yang terkandung dalam karya sastra, dan latar belakang masyarakat.