Ringkasan Cerita Rawa Pening Bahasa Jawa: Arti dan Unsur Intrinsik

12 Juni 2023 14:00 WIB
Ringkasan cerita Rawa Pening bahasa Jawa.
Ringkasan cerita Rawa Pening bahasa Jawa. ( Freepik)

Banjur wong diwasa maju kanggo nyoba tantangane Jaka Bandung. Siji utawa loro wong podho gagal, mula dheweke nyoba narik sada kasebut bebarengan nanging gagal.

Jaka Bandung sing sukmae diisi Baru Klinting banjur nyentak. 

“He sakabehane wong dhusun Pathok, rungokna! Aku iku naga gedhe sing dikethok banjur dipangan ing pesta! Nanging nalika aku teka jaluk sawetara daging, ora diwenehi merga aku ora katon sugih! Saiki aku teka lan bakal ngukum kowe kabeh.”

Wong desa padha ngerti kesalahane, nanging wis telat. Ing wektu sing padha, Jaka Bandung nyopot tongkat kasebut.

Saka bekas tongkat kasebut, mili banyu sing deres banget dibarengi gemuruh kan banter. Banjir gedhe wis teka, kabeh desa lan wong desa padha kelelep. Sing slamet namung wong siji yaiku mbok rondho sepuh sing wis nulung Jaka Bandung.

Sumbere banyu sing gedhe kuwi isih ana nganti saiki yaiku sing jenenge Tlaga Rawa PeningBaru Klinting wujude dadi ula naga sing gedhe maneh lan manggon ana ningsore Tlaga Rawa Pening. Naga gedhe kuwi saiki dipercaya masyarakat sekitar dadi sing njaga Tlaga Rawa Pening.

Baca Juga: Dongeng Bawang Merah Bawang Putih: Cerita Rakyat yang Penuh Pesan Moral

Arti

Ada satu desa bernama Dusun Pathok. Pathok adalah sebuah desa yang menjadi "tempat yang damai bagi jiwa.”

Namun penduduk desa Phatok tidak pernah bersyukur kepada Tuhan. Suatu hari, Desa Phatok mengadakan pesta panen. Salah seorang warga ingin memecahkan buah pinang untuk dibuat campuran susur.

Cara memecahkannya adalah dengan meletakkannya di atas pohon yang sangat gelap dan hitam. Ternyata pohon kayu itu adalah Naga Baru Klinting.

Badan Baru Klinting dipotong untuk pesta. Tak disangka, arwah Baru Klinting mengikuti salah satu warga kampung Pathok.

Arwah Baru Klinting menjelma menjadi seorang laki-laki tampan, pemberani, namun sedikit dekil, bernama Jaka Bandung.

Saat ada pesta, Jaka Bandung minta makan, tapi justru diusir orang kampung. Jaka kemudian berjalan di jalan dan bertemu Mbok Rondho. Mbok Rondho bertanya kenapa dia terlihat sangat lesu.

Jaka kemudian menceritakan kejadian di mana ia diusir oleh warga desa karena meminta makanan di sebuah pesta.

Mbok Rondo mengundang Jaka ke rumahnya dan memberinya makan. Mbok Rondho bercerita bahwa di Desa Patok tanamannya subur dan masyarakatnya kaya raya.

Tapi mereka semua serakah. Mbok Rondhojuga tidak diundang ke pesta itu karena dia tidak kaya atau miskin dan penampilannya jelek.

Selesai makan, Jaka bilang ke Mbok Rondo kalau ada suara gemuruh, Mbok Rondo harus naik ke lesung, membawa enthong dan membawa barang yang diperlukan secukupnua.

Lalu Jaka Bandung pergi ke pesta lagi dan minta makan lagi. Tapi dia tidak diberi makan dan diejek oleh semua orang yang ada di pesta itu.

Pada akhirnya, Jaka menantang siapa yang bisa menyingkirkan lidi yang tadi disembah sebanyak tujuh kali.

Semua orang kampung Pathok menertawakan tantangan Jaka Bandung. Anak-anak disuruh menarik lidi. Tapi anehnya tidak ada yang bisa mencabutnya.

Kemudian orang dewasa maju untuk mencoba tantangan Jaka Bandung. Satu atau dua dari mereka gagal, mereka mencoba bersama-sama untuk mencabut lidi tersebut tetapi gagal. Jaka Bandung yang jiwanya dirasuki Baru Klinting, lalu membentak.

“Semua orang di desa Pathok, dengarkan! Aku naga besar yang dipotong dan dimakan di pesta! Tetapi ketika aku datang untuk meminta daging, tidak diberikan karena aku tidak terlihat kaya! Sekarang aku datang dan aku akan menghukum kalian semua."

Penduduk desa menyadari kesalahan mereka, tetapi sudah terlambat. Bersamaan dengan itu, Jaka Bandung mencabut lidi.

Dari lidi itu, air mengalir sangat deras disertai suara gemuruh yang keras. Banjir besar telah datang, dan semua desa serta penduduk desa tenggelam. Satu-satunya orang yang selamat adalah Mbok Rondho yang pernah membantu Jaka Bandung.

Sumber air besar tersebut yang masih ada hingga saat ini itulah yang disebut Tlaga Rawa Pening. Baru Klinting berubah menjadi ular naga besar lagi dan tinggal di bawah Danau Rawa Pening. Naga besar itu kini dipercaya masyarakat sekitar sebagai penjaga Danau Rawa Pening.

Unsur Intrinsik Cerita Rawa Pening

  • Tema

Legenda rawa pening bercerita tentang sikap yang kurang baik akan mendatangkan malapetaka.

  • Tokoh

Baru Klinting / Jaka Bandung : baik hati, adil.

Mbok Rondho : baik hati, suka menolong.

  • Latar

Tempat : Dhusun Pathok.

  • Alur Cerita

Alur cerita maju.

  • Sudut Pandang

Menggunakan sudut pandang orang ketiga karena menceritakan kisah orang lain.

  • Amanat / Pesan Moral

Berikut ini beberapa pesan moral yang dapat diambil dari cerita Rawa Pening.

  1. Manusia harus memiliki rasa syukur agar hidupnya menjadi lebih indah.
  2. Kesombongan hanya akan membawa petaka untuk diri kita sendiri.
  3. Jadilah manusia yang rendah hati dan suka menolong.

Baca Juga: 10 Cerita Dongeng Sebelum Tidur Anak: Bahasa Indonesia dan Inggris

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm