Hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia perlu melakukan perubahan perilaku untuk menjadi produsen di negaranya sendiri.
"Sudah saatnya Indonesia beralih dari kapitalisasi menuju industrialisasi, dengan melihat dan memanfaatkan kekayaan domestik Indonesia yang pada dasarnya sangat banyak dan beragam didukung dengan optimalisasi teknologi," kata Teten.
"Terlebih lagi, melihat bahwa saat ini 70 persen dari 270 juta jiwa total populasi di Indonesia merupakan usia produktif, menjadikan saat ini sebagai waktu yang tepat untuk melanjutkan dan mengembangkan hal tersebut agar mencapai skala yang lebih besar dan berkelanjutan," papar Teten.
Menurutnya, peran penting pemerintah yang saat ini telah, sedang, dan akan dilakukan dalam mendukung perkembangan ekosistem wirausaha UMKM di Indonesia, yang beberapa langkah di antaranya adalah dengan menyediakan kemudahan dalam memfasilitasi akses pasar, pembiayaan, inkubator, serta penyederhanaan proses legal dan regulasi yang akan terus dikembangkan, sehingga pelaku bisnis dan regulator dapat berjalan berdampingan dalam mewujudkan mimpi Indonesia memiliki lebih dari 4 persen dari total jumlah populasinya sebagai pengusaha.
Upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memajukan sektor UMKM dan menciptakan iklim yang mendukung bagi para wirausaha di Indonesia.
"Sekarang, sudah waktunya Indonesia bangun dari lelapnya yang panjang, mulai think globally but act locally, untuk UMKM Indonesia yang lebih baik, lebih maju, dan lebih berdampak, mengeluarkan Indonesia dari middle income trap," pungkas Teten.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News