Sonora.ID - Penerapan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Provinsi Kalimantan Timur, khususnya di kota Samarinda berjalan dengan baik.
Satuan pendukung pendidikan, khususnya tenaga pengajar atau guru sangat mendukung program ini. Hal tersebut nampak saat kunjungan Kepala Kelompok Kerja Komunikasi dan Advokasi Kemendikbudristek selama 4 hari di kota Samarinda, Kalimantan Timur.
“Penerapan IKM di kota Samarinda sangat didukung satuan kerja di kota ini. Hal ini telihat dari banyaknya guru penggerak yang ada di satuan Pendidikan, yang mendukung program ini.”ujar Kapokja Komunikasi dan Advokasi (PDM 7) Agustina Indah Rizki kepada Sonora, Rabu (14/06/2023).
Salah satu dukungan untuk Kurikulum Merdeka ini, menurut Agustina Indah, banyak guru yang sudah menjadi guru penggerak dan masih banyak juga yang sedang mengikuti Pendidikan dan yang sedang ujian untuk menjadi guru penggerak.
Baca Juga: Ini Syarat Menjadi Kepala Sekolah di Samarinda
Sementara itu, Kepala Balai Guru Penggerak propinsi Kalimantan Timur Wiwik Setiawati, M.Pd menyampaikan guru penggerak di Kalimantan Timur saat ini ada 418 orang dan 200-an guru lainnya dengan mengikuti pendidikan menjadi guru penggerak.
Agustina Indah melakukan kunjungan ke kota Samarinda adalah dalam rangkaian Festival Kurikulum Merdeka. Sekolah yang dikunjungi adalah SD Islam Bunga Bangsa, SDN 07 Sungai Pinang, SMAN 11 dan SMK 02 Samarinda.
Ia menilai penerapan profil pemuda Pancasila juga berjalan dengan baik. Hasil karya yang dihasilkan dan dipamerkan oleh peserta didik juga sungguh mengagumkan. Hasil karya tersebut diantaranya berupa kain batik, perhiasan dan juga hasil anyaman. Bahkan, saat kunjungan, salah seorang siswa baru saja meraih penghargaan dari lomba tingkat kota Samarinda atas hasil karyanya.
Agustina Indah pun mendapat keterangan dari para guru bahwa suasana belajar dalam kurikulum merdeka sangat menyenangkan. Sehingga para peserta didik sangat nyaman saat berada di sekolah. Selain belajar, mereka juga dapat berkreasi dengan ketrampilannya.
Sementara itu, Wakil Walikota Samarinda Kalimantan Timur Rusmadi Wongso menyampaikan, pada hakekatnya, Pendidikan itu adalah merdeka dalam belajar. Ia menyebut, bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantoro pernah menyampaikan bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan. Oleh sebab itu, menurutnya, saat ini pemberian materi pelajaran juga harus dengan cara yang menyenangkan.
Pendidikan, menurut Rusmadi, sejatinya tidak hanya membuat peserta didik menjadi cerdas, namun Pendidikan harus pula dapat membentuk karakter peserta didik menjadi lebih baik.
“Jika pendidikan tersebut dapat membuat anak menjadi cerdas, namun tidak dapat merubah mereka menjadi pribadi yang baik dalam bermasyarakat maka pendidikan tersebut jauh dari yang diharapkan Bersama,”imbuh Rusmadi.
Baca Juga: Wakil Walikota Dukung Semua Sekolah di Kota Samarinda Jadi Sekolah Unggul
Sementara itu, Kepala Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Kalimantan Timur Khoirullah menyampaikan, progres implementasi Kurikulum Merdeka di Provinsi Kalimantan Timur sudah cukup menggembirakan. Untuk SMA, SMK, dan SLB di Propinsi Kalimantan Timur penerapan kurikulum Merdeka sudah mencapai seratus persen. Sedangkan untuk tingkat kabupaten, yaitu TK, SD, dan SMP penerapannya baru mencapai 56 persen.
Khoirullah menambahkan, salah satu tantangan yang dihadapi dalam menerapkan kurikulum Merdeka adalah lokasi sekolah yang berada di daerah terpencil. Letak geografis di Kaltim ini luar biasa, menjadi satu tantangan. Ada beberapa sekolah berada di daerah terpencil Jangankan akses internet, listrik saja belum ada. Beberapa sekolah bahkan harus ditempuh dengan perjalanan dua hari.
Namun demikian, Khoirullah optimis tahun depan progres IKM akan lebih menggembirakan.
Koirullah optimis, dengan semakin banyaknya sekolah yang menerapkan IKM, pendidikan di Kalimantan Timur akan meningkat pesat seiring akan dilakukan pembangunan Ibu Kota Negara di Kaltim.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News