Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri Focus Group Discussion (FGD) di UNNES pada Kamis (22/6/2023). (
Dok. Media Ketua DPR)
Sonora.ID -Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri Focus Group Discussion (FGD) tentang implementasi kerja sama konsorsium antara sejumlah perguruan tinggi di Indonesia dengan Pukyong National University (PKNU), Korea Selatan.
Puan pun menekankan pentingnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang harus tetap mengedepankan nilai budaya luhur.
FGD ini diselenggarakan di kampus Universitas Negeri Semarang (UNNES), Semarang, Kamis (22/6/2023).
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Presiden PKNU, Prof. Dr. Jang Young-soo.
Selain itu turut hadir Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Rektor UNNES Prof Dr S Martono MSi, serta perwakilan perguruan tinggi lain.
Dalam sambutannya, Puan mengungkapkan rasa bahagianya karena bisa bertemu kembali dengan perwakilan dari PKNU.
Seperti diketahui, Puan menerima gelar Doktor Honoris Causa Bidang Politik dari PKNU pada November tahun 2022 lalu di Busan, Korea Selatan (Korsel).
"Penghargaan ini tentu tidak saja merupakan penghargaan untuk saya pribadi, namun juga merupakan simbol kuatnya kerja sama antara Indonesia dan Korea, terutama di bidang pendidikan tinggi," ungkap Puan.
Hubungan bilateral Indonesia-Korea Selatan saat ini sudah memasuki usia 50 tahun.
Puan pun bercerita bagaimana hangatnya hubungan ia dan keluarga dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di mana saat kedatangannya ke Korsel tahun lalu, ia bersama Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang juga merupakan ibunya, dijamu dengan hangat di kediaman pribadi Yoon Suk-yeol.
“Saat KTT G20 di Bali kemarin, Ibu Negara Kim Keon Hee memanggil saya untuk menyapa. Jadi kehangatan hubungan Korea Selatan dan Indonesia itu seperti keluarga,” kisahnya.
Puan berharap hubungan Indonesia dan Korea Selatan akan semakin erat. Khususnya dalam kerja sama di bidang pendidikan.
"Sektor pendidikan juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu negara. Hal yang pada masa ini merupakan keniscayaan, jika suatu negara ingin berkembang menjadi negara maju," ucapnya.
"Selain itu, sektor pendidikan yang unggul juga dapat memperbaiki kualitas sumber daya manusia di satu negara," sambung Puan.
Ditambahkan cucu Bung Karno itu, kerja sama pendidikan antar-negara yang biasanya melibatkan generasi muda, tentunya juga akan berkontribusi dalam meningkatkan kedekatan individu dalam hubungan antar negara. Menurut Puan, hal tersebut akan menjadi modal untuk kemajuan negara.
"Hubungan yang luas antar generasi muda antar negara akan menjadi investasi bagi hubungan antara Indonesia dan Korea yang solid di masa depan," terang mantan Menko PMK ini.
Puan pun menyebut, pendidikan dapat memberikan arah bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan kehidupan lebih sejahtera. Meski begitu, ia menekankan jangan sampai kemajuan Iptek malah justru menjadi boomerang.
"Kita menginginkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, peradaban akan semakin memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup dan budaya luhur," papar Puan.
Jika kemajuan Iptek tidak memperhatikan nilai-nilai luhur, maka dikhawatirkan akan membuat hubungan manusia terasing. Puan merinci, baik itu hubungan keluarga, hubungan bermasyarakat, maupun budaya serta lingkungan hidup.
"Inilah tantangan kita bersama, untuk dapat membangun dunia pendidikan yang semakin dapat menciptakan tata sosial, ekonomi, politik, budaya yang semakin beradab dan humanis," ujarnya.
Terkait hubungan pendidikan, perguruan tinggi di Indonesia telah didorong untuk melakukan kerja sama riset dengan perguruan tinggi atau lembaga riset di berbagai negara seperti Korea Selatan dengan fokus pada berbagai bidang.
Diketahui, PKNU merupakan salah satu lembaga pendidikan yang terdepan dalam bidang riset kelautan terutama untuk studi perikanan, maritim dan juga pengembangan teknologi inovasi.
UNNES sendiri menjadi satu dari 18 perguruan tinggi di Indonesia yang melakukan kerja sama dengan PKNU dalam bidang Riset dan Pendidikan.
Penandatanganan MoU antara 18 Universitas di Indonesia dengan PKNU dilakukan bersamaan dengan penganugerahan Puan sebagai Doktor Honoris Causa bulan November 2022 di kampus PKNU yang berada di Busan.
Puan pun menekankan pentingnya dorongan pengiriman mahasiswa belajar ke luar negeri. Diketahui pada tahun 2021, terdapat 2000 mahasiswa Indonesia yang dikirim ke Korea Selatan untuk menempuh pendidikan.
"Saya berharap forum ilmiah ini dapat terus mendorong semakin eratnya kerja sama pendidikan Indonesia dan Korea khususnya untuk memajukan pendidikan keilmuan, inovasi dan teknologi," tuturnya.
Dengan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan dalam bidang pendidikan, Puan juga berharap pada masa depan akan semakin tercipta program yang menguntungkan kedua negara. Seperti pertukangan mahasiswa, pertukaran tenaga pendidik hingga program penelitian dan pengembangan inovasi.
"Saya berharap semakin banyak terbangun ´jembatan´ antara perguruan tinggi dan lembaga penelitian kedua negara untuk saling bekerja sama dalam melakukan riset-riset bersama, menciptakan inovasi, serta mengembangkan praktek terbaik," sebut Puan.
Acara FGD yang digelar di UNNES ini juga turut dihadiri perwakilan perguruan tinggi lain yang bekerja sama dengan PKNU. Presiden PKNU, Jang Young-soo pun secara khusus memberi apresiasi untuk Puan.
“Terima kasih Ibu Puan Maharani yang telah mempromosikan dan memfasilitasi kerjasama antara Pukyong University dan univeristas-universitas di Indonesia,” ungkap Jang Young-soo.
Hal senada juga disampaikan oleh Rektor UNNES, Martono. Ia berharap kerja sama pendidikan antara Indonesia dengan Korsel akan semakin meningkat.
“Kami berharap lebih banyak lagi membangun kemitraan dan memperkuat kerja sama di berbagai bidang,” kata Martono.