4. Penggunaan kelompok obat tertentu
Dokter dapat meresepkan obat pengikat zat besi, seperti deferasiroks, untuk membantu mengurangi beban zat besi dalam tubuh. Penggunaan obat tersebut penting karena transfusi darah rutin dapat menyebabkan penumpukan zat besi yang berlebihan.
5. Pengobatan simtomatik
Untuk mengatasi gejala thalasemia, pengobatan simtomatik dapat digunakan. Misalnya, jika anemia parah terjadi, suplemen zat besi atau transfusi darah dapat membantu meningkatkan jumlah sel darah merah.
6. Pencegahan infeksi
Penderita thalasemia memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi. Oleh karena itu, vaksinasi rutin dan praktik kebersihan yang baik sangat penting untuk mencegah infeksi. Hindari kerumunan dan kontak langsung dengan orang yang sakit.
Baca Juga: 3 Shio Paling Berpotensi Masuk Surga, Gak Iri Lihat Tetangganya Kaya!
7. Mendukung kesehatan umum
Gaya hidup sehat seperti diet seimbang, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan menghindari faktor-faktor risiko seperti merokok dan alkohol dapat membantu menjaga kesehatan secara umum dan mengurangi risiko komplikasi penyakit thalasemia.
8. Dukungan emosional dan sosial
Penderita thalasemia dan keluarga mereka juga membutuhkan dukungan emosional dan sosial. Bergabung dengan kelompok dukungan atau mencari konseling psikologis dapat membantu mengatasi stres dan menghadapi tantangan yang terkait dengan penyakit ini.
Penting untuk dicatat bahwa pengobatan thalasemia harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing individu.
Berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan rencana pengobatan yang tepat dan berkelanjutan.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News