Sonora.ID - Apa itu hari tasyrik? Mengutip dari laman Kementerian Agama RI Provinsi NTB dan sumber lainnya, dijelaskan bahwa hari tasyrik adalah tiga hari setelah Hari Raya Iduladha, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Pada hari tasyrik ini, para jamaah yang menunaikan haji sedang berada di Mina untuk melempar jumrah. Sementara untuk yang tidak sedang berhaji, hari tasyrik menjadi waktu larangan berpuasa.
Hal itu telah dijelaskan dalam hadis riwayat Al Bukhari dan Muslim sebagai berikut:
نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَالنَّحْرِ. رواه البخاري ومسلم
"Nabi SAW melarang berpuasa pada hari raya fitri dan qurban Idul Adha."
Baca Juga: Niat Qurban Untuk Diri Sendiri dan Keluarga Lengkap dengan Artinya
Amalan-Amalan Hari Tasyrik
Melaksanakan amalan sunnah untuk berkurban terutama bagi umat Islam yang mampu. Terdapat beberapa ketentuan memilih hewan kurban, seperti berkualitas baik, berisi, tidak sakit, tidak cacat, cukup umur, dan sebagainya.
Setiap umat muslim diwajibkan menikmati makan dan minum memasuki hari tasyrik sebagai wujud syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
Karena hari tasyrik merupakan hari makan dan minum, maka diharamkan untuk berpuasa. Dari riwayat Abu Hurairah RA, Rasulullah mengutus Abdullah bin Hudzaifah untuk mengelilingi Kota Mina dan menyampaikan, “Janganlah kamu berpuasa pada hari ini (tasyrik) karena ia merupakan hari makan, minum, dan berdzikir pada Allah.”