Pontianak, Sonora.ID – Sebagaimana disampaikan dalam Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Juni 2023 oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dipaparkan bahwa kinerja APBN hingga Mei 2023 masih terjaga positif.
Hal ini terlihat dari surplus APBN sebesar Rp204,3 triliun atau 0,97% dari PDB dengan keseimbangan primer yang juga mengalami surplus sebesar Rp390,5 triliun.
Terhitung dalam 5 bulan di awal tahun 2023, hampir separuh target pendapatan negara telah tercapai (49,1%) dan 32,8% total belanja negara telah dibelanjakan, Meski pertumbuhan ekonomi global masih belum pasti sebagaimana prediksi IMF (2,8%), Bank Dunia (2,1%), dan OECD (2,7%), APBN terus bekerja untuk memulihkan dan menjaga masyarakat dan perekonomian Indonesia.
Baca Juga: Tujuan Penyusunan APBN Indonesia yang Perlu Diketahui
Optimisme kinerja APBN tersebut didukung dengan kondisi perekonomian regional yang solid, termasuk Provinsi Kalimantan Barat. Ekonomi Kalimantan Barat pada Triwulan I-2023 tumbuh 4,65% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Perekonomian Kalimantan Barat berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku triwulan I-2023 mencapai Rp66.350,99 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp37.788,38 miliar.
Sementara itu, ekonomi Kalimantan Barat triwulan I-2023 terhadap triwulan IV-2022 mengalami kontraksi sebesar 0,59% (q-to-q).
Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Konstruksi mengalami kontraksi terdalam, yaitu sebesar 13,63%.“Apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi regional Kalimantan yang tumbuh sebesar 5,79% (y-o-y), Kalimantan Barat berada di urutan ketiga setelah Kalimatan Timur dan Kalimantan Selatan.
Kalimantan Barat memberikan sumber pertumbuhan sebesar 0,72% dari 5,79% atau sebesar 12,43% dari total pertumbuhan ekonomi Pulau Kalimantan yang didominasi oleh Industri Pengolahan, Konstruksi, Pertambangan & Penggalian,” ungkap Kepala Perwakilan Kemeterian Keuangan Regional Kalbar, Kukuh Sumardono Basuki.
Baca Juga: Pengertian APBN dengan Tujuan dan Fungsi bagi Negara