"Kita memahami bahwasanya ada banyak kontroversi yang mengiringi sosok Panji Gumilang ini, terutama statemen-statemen yang menurut kajian kami dari segi akidah. Selanjutnya, kajian kami ini akan diserahkan ke pihak terkait seperti Kemenag kota Banjarmasin dan lain-lain. Mudahan-mudahan kajian kami tersebut bisa dikaji ulang, dan aspirasi ini disampaikan ke pusat," tutupnya.
Sementara itu, Kasi pendidikan Diniyah dan pondok pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Kota Banjarmasin, Yusuf Hifni mengapresiasi aksi serta kajian ilmiah yang dilakukan PMII kota Banjarmasin.
Menurutnya, kajian ilmiah yang dilakukan mahasiswa ini bisa menjadi salah satu rujukan untuk menjadi kajian bersama.
"Karena mereka, adik-adik ini merupakan kaum intelektual, jadi secara pemahaman analisis mereka. Mudah-mudahan menjadi sebuah kajian bagi semua," ungkapnya.
Lebih lanjut, Yusuf Hifni juga mengatakan bahwa sejauh ini seluruh ponpes yang ada di Banjarmasin tidak memiliki keterikatan dengan ponpes Al Zaytun.
"Dari 12 ponpes yang ada di Banjarmasin, tidak ada yang terafiliasi dengan ponpes Al Zaytun. Kita akan terus lakukan Pengawasan dan monitoring, hampir setiap bulan," pungkasnya.