Mengenal Pemberontakan APRA: Latar Belakang, Tokoh, dan Tujuan

27 Juli 2023 13:20 WIB
Ilustrasi Pemberontakan APRA
Ilustrasi Pemberontakan APRA ( )

Sonora.ID - Berikut adalah ulasan lengkap tentang Pemberontakan APRA di Indonesia yang sudah dilengkapi dengan latar belakang, tokoh, dan tujuan.

Indonesia tidak semata-mata langsung lepas dari pemberontakan setelah berhasil merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.

Terjadi beberapa pemberontakan di tanah air selepas Indonesia merdeka dari penjajahan, salah satunya adalah Pemberontakan APRA.

Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) melakukan kudeta terhadap pemerintahan Indonesia pada masa itu di bawah pimpinan Kapten Raymond Westerling.

Kamu dapat menyimak penjelasan tentang Pemberontakan APRA berikut yang sudah Sonora ID rangkum untuk mengenal dengan baik sejarah penting tersebut.

Latar Belakang Pemberontakan APRA

Baca Juga: Mengenal Persamaan dan Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme

Terjadinya pemberontakan ini dipicu dengan pembubaran RIS (Republik Indonesia Serikat) melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag tahun 1949.

APRA tidak menyetujui ide pembubaran ini karena pembubaran tersebut akan membuat pasukan Koninklijk Leger (KL) ditarik oleh Belanda dari Indonesia dan KNIL dibubarkan.

Melalui keputusan pembubaran RIS, KNIL akan disatukan ke dalam TNI. Sehingga, APRA yang dipimpin oleh Westerling pun menarik anggota mantan KNIL untuk melakukan pemberontakan.

Pada masa itu, anggota APRA yang direkrut dari KNIL pun berhasil berkumpul sampai sebanyak 2000 orang di tahun 1950.

Tokoh Pemberontakan APRA

Dalam catatan Sejarah Indonesia, terdapat lima tokoh utama yang menjadi dalang utama terjadinya pemberontakan tersebut, yaitu:

  • Raymond Westerling
  • R.A.A Male Wiranatakusumah
  • Anwar Tjokroaminoto
  • Komisaris Besar Jusuf
  • Sultan Hamid

Tokoh yang berperan sangat besar dalam pemberontakan ini sendiri adalah Raymond Westerling yang memimpin APRA.

Tujuan Pemberontakan APRA

Baca Juga: 7 Contoh Teks Cerita Sejarah Singkat beserta Jenis dan Struktur

Westerling memiliki tujuan tersendiri ketika menggunakan istilah APRA, yaitu sebagai makna bahwa ia merupakan keturunan Turki dan menganggap dirinya sebagai 'Ratu Adil'.

Menurut ramalan, 'Ratu Adil' dapat membebaskan Indonesia dari segala kepentingan pemimpin yang hanya memberikan keuntungan pribadi.

Untuk itu, Westerling pun yakin bahwa penggunaan nama APRA dapat menarik simpati masyarakat Indonesia saat itu dan turut mempertahankan RIS.

Pemberontakan pun terjadi di tanggal 5 Januari 1950 setelah Westerling memberikan pesan ultimatum terhadap pemerintah.

Pemerintah diberikan waktu tujuh hari untuk menanggapi ultimatum yang berisikan pengakuan RIS, terlebih Negara Pasundan, dan mengkokohkan APRA sebagai tentara Pasundan.

Moh. Hatta pun menurunkan mandat untuk menangkap Westerling pada 10 Januari 1950 agar pemberontakan tidak terjadi.

Karena mandat tersebut terdengar oleh Westerling, pemimpin pemberontakan itu pun memajukan waktu kudeta dengan menyerang Bandung dan menewaskan Letnan Kolonel Lembong.

Hingga pada akhirnya, taktik kudeta pun gagal dilakukan dan membuat Westerling kabur ke Belanda, sehingga APRA pun berhenti beroperasi di Februari 1950.

Itulah ulasan lengkap tentang Pemberontakan APRA yang menjadi salah satu peristiwa sejarah penting di Indonesia.

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm