Banjarmasin, Sonora.ID – Perpindahan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan dari Banjarmasin ke Banjarbaru rupanya tak hanya berimbas pada hal-hal yang bersifat administrasi, melainkan juga sejumlah infrastruktur.
Salah satunya masjid raya yang jadi pusat agama Islam di tingkat provinsi.
Pembangunan Masjid Raya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari di Kota Banjarbaru menjadi prioritas, yang lokasinya jadi satu dengan kawasan Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
Masjid itu akan menggantikan status Masjid Raya Sabilal Muhtadin ketika Banjarmasin masih jadi ibu kota provinsi.
Kepala Dinas PUPR Kalimantan Selatan, Ahmad Solhan, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan penandatanganan kontrak pembangunan masjid dengan pihak terkait.
Baca Juga: Tw II Serapan Rendah, 6 SKPD Banjarmasin Diberi Treatment Khusus!
“Pembangunannya dengan sistem tahun jamak selama dua tahun, yakni 2023 dan 2024 dengan luasan lahan sekitar 11,5 hektare,” tuturnya kepada Sonora.ID belum lama ini.
Pembangunan masjid tersebut menggunakan dana APBD yang sudah ditetapkan sebelumnya. Di mana awalnya dianggarkan Rp243 miliar, tapi berhasil disederhanakan menjadi Rp120 miliar dan terakhir menjadi Rp117 miliar setelah lelang.
“Masjid ini dapat menampung sekitar lima ribu orang dan untuk desainnya tetap ada kearifan lokal Banua,” tambahnya lagi.
Untuk kontrak pemenang lelang sudah dilakukan pada 17 Juli lalu dan diharapkan dapat selesai sesuai target yang ditetapkan.