Ket. Foto: (kedua dari kiri)Hanifah Nurawaliyah, pakar lingkungan ITB, Ichsan Mulia, Co-Founder Air Isi Ulang (tengah) Dedy Darmawan, Pejabat Fungsional Penyuluh Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung (paling kanan) (
Dok. GUA)
Bandung, Sonora.ID - Kampanye praktik guna ulang (re-use) barang dan wadah atau kemasan harus terus digalakkan, karena hal itu terbukti berdampak positif bagi lingkungan.
Bukan hanya meminimalisir sampah, praktik guna ulang juga memungkinkan produk dimanfaatkan secara maksimal, untuk mencegah polusi dan menghemat energi.
Penggiat persampahan, Hanifah Nurawaliah, menegaskan hal itu dalam diskusi bertema "Peran Pemuda dan Pemerintah Daerah Dalam Mendorong Gerakan Guna Ulang Dalam Pengelolaan Sampah di Bandung, Sabtu (29/7/2023).
Hanifah menegaskan, berbagai kajian menunjukkan penggunaan kembali barang dan kemasan juga bisa mengurangi gas rumah kaca yang memicu terjadinya perubahan iklim.
"Penggunaan reuseable packaging bisa mengurangi 54 persen emisi karbon," ucap Hanifah dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Komunitas Guna Ulang Aja (GUA) itu.
Karenanya, Hanifah mengajak kaum muda, utamanya Generasi Z, untuk membiasakan diri menggunakan produk atau kemasan yang bisa diguna ulang, demi kelestarian alam.
"Bumi ini akan kita wariskan ke generasi mendatang, anak-anak muda harus bangga menggunakan barang-barang reuse," tegas anggota Ikatan Alumni Teknik Lingkungan ITB ini.
Senada dengan Hanifah, seorang pendiri perusahaan penyedia air minum isi ulang dengan dispenser, Ichsan Mulia mengatakan, memang tak mudah menerapkan praktik guna ulang, karena saat ini konsumen dimanjakan dengan melimpahnya aneka produk dengan kemasan yang tak bisa dipakai kembali.
"Jaman dulu kita menerapkan guna ulang karena banyak produk yang dikemas dalam botol kaca," ungkap Ichsan.
Tetapi, menurut Ichsan, belakangan terjadi trend di kalangan kaum muda untuk menggunakan wadah yang bisa dipakai berulang-ulang, semisalnya tumbler.
"Mereka membawa tumbler, tapi kalau tidak ada stasiun pengisian airnya, terus mau bagaimana? tanya Ichsan.
Ia menuturkan, perusahaan penyedia air isi ulang dengan dispenser ini beroperasi sejak Juni 2022,
"Kami sudah hadir dari Juni 2022, dan kini meliilki delapan unit stasiun air minum isi ulang di Bandung dan Jakarta," kata Ichsan.
Ia juga mengklaim, telah mendistribudikan hampir dua ribu liter air, yang dikonsumsi oleh 820 orang.
"Ini berarti sudah mengurangi lebih dari 5000 botol plastik," tegasnya.
Sementara itu, Koordinator Komunitas Guna Ulang Aja (GUA) Muhammad Farhan Rizky mengatakan, komunitas yang dipimpinnya berdiri pada Maret 2023, fokus pada kampanye dan edukasi pengurangan sampah melalui praktik guna ulang.
"Karena faktanya kondisi persampahan kita cukup menyedihkan. Pada tahun 2022 lalu misalnya, produksi sampah nasional mencapai 69 juta ton, hanya 74 persen saja yang terkelola. Sementara masyarakat Kota Bandung saja memproduksi sekitar 1.500 ton sampah per hari," katanya.
Hadir pula pembicara lainnya, yaitu pejabat Fungsional Penyuluh Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung, Dedy Dharmawan menyatakan, pihaknya mendukung upaya pengurangan sampah melalui re-use.
"Ini harus terus berjalan. Semua metode 3R (reduce, reuse, recycle) harus berjalan. Semua pihak harus bergerak. Penerapan metode pengelolaan sampah tidak harus dibanding-bandingkan," pungkas Dedy.