Lanang: "Aku sing nyiapake, engkang sing nyemilake." Wadon: "Lha, iki aku sing tak parani. Nyemilake dewe!"
Arti dalam Bahasa Indonesia: Lanang: "Aku yang menyiapkan, engkau yang menyantap." Wadon: "Nah, ini yang aku tanggung. Menyantap sendiri!"
Baca Juga: 3 Contoh Pawarta Bahasa Jawa yang Singkat: Lengkap dengan 5W + 1H
3. Anekdot "Pamit Mangan"
Bapak: "Nak, aku pamit mangan nang pasar." Anak: "Ora gelem, Bapak! Aku arep mangan nang rumah."
Arti dalam Bahasa Indonesia: Bapak: "Nak, aku mau pergi makan di pasar." Anak: "Tidak mau, Bapak! Aku ingin makan di rumah."
Baca Juga: 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun Bahasa Jawa Untuk Orang yang Lebih Tua dan Artinya
4. Anekdot "Sinau Ngapusi"
Guru: "Ojo mikir opo? Ojo mikir ngapusi!" Siswa: "Iya, Pak Guru. Mikir opo?" Guru: "Mikir opo yo opo, ngapusi yo ngapusi."
Arti dalam Bahasa Indonesia: Guru: "Jangan mikir apa-apa? Jangan mikir menghapus!" Siswa: "Baik, Pak Guru. Mikir apa?" Guru: "Mikir apa saja, yang penting jangan menghapus."
Baca Juga: 5 Contoh Dialog Bahasa Jawa Dua Orang dalam Berbagai Tema
5. Anekdot "Mangan Duren"
Bocah: "Bapak, aku pengin mangan duren." Bapak: "Iyo, nang awakmu, tak sikat duren."
Arti dalam Bahasa Indonesia: Bocah: "Bapak, aku ingin makan durian." Bapak: "Ya, di tubuhmu sendiri, makan durianmu."
Anekdot dalam bahasa Jawa memiliki daya tarik tersendiri karena penggunaan bahasa yang khas serta humor yang mengundang tawa.
Melalui cerita-cerita pendek ini, kita bisa melihat bagaimana kekayaan budaya dan keunikan bahasa Jawa bisa diaplikasikan dalam konteks humor.
Semoga contoh-contoh anekdot di atas dapat menghibur dan memberikan gambaran mengenai dinamika bahasa Jawa.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.